BPBD dan BMKG Maluku Sosialisasi Ancaman Gempa Bumi dan Tsunami di Leihitu Barat
Pada
Friday, November 17, 2017
Edit
AMBON, LELEMUKU.COM - Pasca Gempabumi yang terjadi pada tanggal 31 Oktober 2017, banyak berita bohong atau hoax yang berkembang di kalangan masyarakat sehingga menimbulkan kekuatiran dan rasa tidak nyaman. Banyak masyarakat yang memilih untuk tidur di gunung maupun hutan. Menyikapi kondisi ini, maka Camat Leihitu Barat melalui surat resminya dengan nomor 360/149/2017 memohon kesediaan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku agar dapat melaksanakan sosialisasi ancaman gempabumi dan tsunami di Kecamatan Leihitu Barat.
Tepat pada tanggal 8 November 2017, Tim Sosialisasi yang dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku, Dra. Ny. F. Salampessy, M.Si., melaksanakan sosialisasi di Negeri Wakasihu, Negeri Larike, Negeri Liliboy, dan Negeri Hatu. Adapun Tim Sosialisasi yang bertugas terdiri dari perwakilan BPBD Provinsi Maluku, BMKG Stasiun Geofisika Ambon, Dinas ESDM Provinsi Maluku, dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi Maluku.
Dalam sosialisasi dimaksud, masyarakat diberikan pemahaman tentang gempabumi dan tsunami, sejarah gempabumi merusak dan tsunami di Maluku, Tektonik dan Seismitas di Maluku, Sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) dan juga penjelasan BMKG terhadap gempabumi yang dirasakan mulai tanggal 31 Oktober 2017. Selain itu, masyarakat juga mendapatkan penjelasan tentang tindakan yang harus dilakukan ketika gempabumi dan tsunami terjadi. Sosialisasi tersebut kembali dilanjutkan di Negeri Allang pada tanggal 10 November 2017 dengan materi yang sama di negeri lainnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan agar masyarakat lebih memahami karakteristik bencana gempabumi dan tsunami serta dapat meningkatkan kesiapsiagaan di lingkungan masing-masing. Masyarakat juga diminta untuk tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan, namun mendengar informasi dari sumber yang terpercaya seperti BMKG dan BPBD.
Masyarakat sangat antusias dan senang mengikuti kegiatan sosialisasi ini karena dirasakan bermanfaat untuk mereka. Bahkan di hampir semuanegeri yang dilaksanakan sosialisasi menanyakan mengenai informasi akan terjadi gempabumi besar dan tsunami pada waktu tertentu.
Menjawab pertanyaan tersebut, narasumber dari BMKG Stasiun Geofisika Ambon dan BPBD Provinsi Maluku menyampaikan himbauan agar masyarakat tidak panik dan membuat kepanikan.
"Karena kalau ada informasi yang mengatakan bahwa akan tejadi gempabumi pada hari tertentu, jam tertentu, dengan kekuatan gempabumi sekian magnitude, maka dapat dipastikan bahwa informasi tersebut merupakan hoax, karena sampai saat ini belum ada seorangpun bahkan para ahli gempabumi maupun peralatan tertentu yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempabumi, dimana dan kekuatan gempabumi itu sendiri. Ini masih menjadi rahasia alam bagi kita semua. Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada dan tahu apa yang harus dilakukan kalau terjadi gempabumi atau tsunami," ujar dia. (BPBDMaluku)
Tepat pada tanggal 8 November 2017, Tim Sosialisasi yang dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku, Dra. Ny. F. Salampessy, M.Si., melaksanakan sosialisasi di Negeri Wakasihu, Negeri Larike, Negeri Liliboy, dan Negeri Hatu. Adapun Tim Sosialisasi yang bertugas terdiri dari perwakilan BPBD Provinsi Maluku, BMKG Stasiun Geofisika Ambon, Dinas ESDM Provinsi Maluku, dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi Maluku.
Dalam sosialisasi dimaksud, masyarakat diberikan pemahaman tentang gempabumi dan tsunami, sejarah gempabumi merusak dan tsunami di Maluku, Tektonik dan Seismitas di Maluku, Sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) dan juga penjelasan BMKG terhadap gempabumi yang dirasakan mulai tanggal 31 Oktober 2017. Selain itu, masyarakat juga mendapatkan penjelasan tentang tindakan yang harus dilakukan ketika gempabumi dan tsunami terjadi. Sosialisasi tersebut kembali dilanjutkan di Negeri Allang pada tanggal 10 November 2017 dengan materi yang sama di negeri lainnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan agar masyarakat lebih memahami karakteristik bencana gempabumi dan tsunami serta dapat meningkatkan kesiapsiagaan di lingkungan masing-masing. Masyarakat juga diminta untuk tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan, namun mendengar informasi dari sumber yang terpercaya seperti BMKG dan BPBD.
Masyarakat sangat antusias dan senang mengikuti kegiatan sosialisasi ini karena dirasakan bermanfaat untuk mereka. Bahkan di hampir semuanegeri yang dilaksanakan sosialisasi menanyakan mengenai informasi akan terjadi gempabumi besar dan tsunami pada waktu tertentu.
Menjawab pertanyaan tersebut, narasumber dari BMKG Stasiun Geofisika Ambon dan BPBD Provinsi Maluku menyampaikan himbauan agar masyarakat tidak panik dan membuat kepanikan.
"Karena kalau ada informasi yang mengatakan bahwa akan tejadi gempabumi pada hari tertentu, jam tertentu, dengan kekuatan gempabumi sekian magnitude, maka dapat dipastikan bahwa informasi tersebut merupakan hoax, karena sampai saat ini belum ada seorangpun bahkan para ahli gempabumi maupun peralatan tertentu yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempabumi, dimana dan kekuatan gempabumi itu sendiri. Ini masih menjadi rahasia alam bagi kita semua. Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada dan tahu apa yang harus dilakukan kalau terjadi gempabumi atau tsunami," ujar dia. (BPBDMaluku)