Ibadah Malam Natal di Tanimbar Berjalan Khusyuk
Pada
Monday, December 25, 2017
Edit
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Menjelang hari raya memperingati kelahiran Yesus Kristus pada 25 Desember 2017, umat Kristiani dari berbagai denominasi gereja di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku menggelar ibadah Malam Kudus sebelum Natal yang dilaksanakan pada Minggu (24/12) malam.
Dari pantauan Lelemuku.com dilapangan, ibadah yang diikuti ribuan jemaat di masing-masing gerejanya ini berjalan dengan khusyuk. Salah satunya terlihat di Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Saumlaki yang beribadah di Balai Pembinaan Umat (BPU) Sejahtera.
Mengambil tema Natal; ”Imanuel, Allah Beserta Kita,” dari Injil Matius 1 ayat 23, ibadah yang dipimpin oleh Ketua Klasis GPM Tanimbar Selatan, Pendeta Ny Lenny Bakarbessy Rangkoratat S.Th ini mengajak agar jemaat dapat menjadi terang dari pekabaran Injil melalui momen Natal seperti saat ini.
“Saudara-saudara, hiduplah dalam terang. Sebab terang Kristus hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran,” ujar dia.
Selanjutnya saat menyampaikan khotbah pada Ibadah persiapan Malam Natal yang terambil dari Injil Yohanes 1: 1-9, Pendeta Lenny mengajak jemaat untuk memaknai Keilahian dan Ketuhanan Yesus Kristus yang hadir dalam wujud manusia.
“Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ini adalah Firman Tuhan yang paling dalam maknanya,” ujar dia.
Dikatakan ada tiga hal penting yang harus diketahui, yang merupakan hakikat dari keallahan dan ketuhanan Yesus Kristus.
“Yang pertama, Kristus adalah Firman yang kekal. Kedua, Kristus adalah Firman Allah yang berinkarnasi atau yang menjelma sebagai manusia. Ketiga, Kristus adalah Firman Allah yang dapat dilihat secara nyata. Yohanes 1:14 adalah salah satu contohnya adalah ketika Yohanes melihat sendiri Kemuliaan Kristus,” ujar dia.
Ditegaskan, memaknai dari hal-hal baik, Yesus mempunyai esensi yang sangat penting. Mencari dan menemukan Yesus, yaitu Firman yang telah menjadi manusia dan diam diantara umat.
“Kita selalu diminta untuk maknai perayaan kita dengan mencari dan menemukan Yesus, Firman yang menjadi manusia dan tinggal diantara kita,” ujar Pendeta.
Dikatakan, umat zaman sekarang ini masih menolak kehadiran Yesus secara nyata. Hal yang sama yang telah dilakukan oleh Raja Herodes dan pemilik Penginapan yang mengarahkan Yusuf dan Maria untuk tinggal di kandang ternak.
“Tapi apakah benar Firman selalu kita wujud nyatakan kelahiran Kristus dalam kehidupan pribadi. Sebab kelahiran Kristus sendiri ada pribadi yang menerima dan ada yang menolak. Hal yang dilakukan oleh Herodes dan orang di Penginapan,” ujar Pendeta Lenny.
Ketua Klasis juga menegaskan bahwa melalui Firman Tuhan ini, umat diingatkan untuk menyadari kehadiran Yesus yang rela datang dan menjadi manusia.
“Dia lahir untuk mati, dia mati untuk saya dan anda. Sehingga ia mereinkarnasi dirinya menjadi sama dengan manusia. Kita percaya kepada Yesus, Tuhan yang penuh kasih dan mencintai kita dengan cinta yang tidak berkesudahan,” jelas dia.
Ditambahkan, jemaat harus memperingati makna kehadiran Yesus Kristus sebagai momen yang menghadirkan perubahan peristiwa di masa kini yang semakin menantang iman Kristen.
“Kelahiran kita harus berdampak dan bermakna. Tuhan punya maksud untuk setiap kita, maka itu kita harus bermakna bagi orang lain,” tutup Pendeta.
Pendeta Lenny menekankan jemaat harus menyambut kehadiran Yesus sebagai bayi Natal dengan penuh sukacita di dalam hati, bukan dengan bentuk foya-foya.
“Semoga damai natal di hati. Sehingga kita semua dapat berdamai dengan sesama,” pesan dia. (Laura Sobuber)
Dari pantauan Lelemuku.com dilapangan, ibadah yang diikuti ribuan jemaat di masing-masing gerejanya ini berjalan dengan khusyuk. Salah satunya terlihat di Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Saumlaki yang beribadah di Balai Pembinaan Umat (BPU) Sejahtera.
Mengambil tema Natal; ”Imanuel, Allah Beserta Kita,” dari Injil Matius 1 ayat 23, ibadah yang dipimpin oleh Ketua Klasis GPM Tanimbar Selatan, Pendeta Ny Lenny Bakarbessy Rangkoratat S.Th ini mengajak agar jemaat dapat menjadi terang dari pekabaran Injil melalui momen Natal seperti saat ini.
“Saudara-saudara, hiduplah dalam terang. Sebab terang Kristus hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran,” ujar dia.
Selanjutnya saat menyampaikan khotbah pada Ibadah persiapan Malam Natal yang terambil dari Injil Yohanes 1: 1-9, Pendeta Lenny mengajak jemaat untuk memaknai Keilahian dan Ketuhanan Yesus Kristus yang hadir dalam wujud manusia.
“Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ini adalah Firman Tuhan yang paling dalam maknanya,” ujar dia.
Dikatakan ada tiga hal penting yang harus diketahui, yang merupakan hakikat dari keallahan dan ketuhanan Yesus Kristus.
“Yang pertama, Kristus adalah Firman yang kekal. Kedua, Kristus adalah Firman Allah yang berinkarnasi atau yang menjelma sebagai manusia. Ketiga, Kristus adalah Firman Allah yang dapat dilihat secara nyata. Yohanes 1:14 adalah salah satu contohnya adalah ketika Yohanes melihat sendiri Kemuliaan Kristus,” ujar dia.
Ditegaskan, memaknai dari hal-hal baik, Yesus mempunyai esensi yang sangat penting. Mencari dan menemukan Yesus, yaitu Firman yang telah menjadi manusia dan diam diantara umat.
“Kita selalu diminta untuk maknai perayaan kita dengan mencari dan menemukan Yesus, Firman yang menjadi manusia dan tinggal diantara kita,” ujar Pendeta.
Dikatakan, umat zaman sekarang ini masih menolak kehadiran Yesus secara nyata. Hal yang sama yang telah dilakukan oleh Raja Herodes dan pemilik Penginapan yang mengarahkan Yusuf dan Maria untuk tinggal di kandang ternak.
“Tapi apakah benar Firman selalu kita wujud nyatakan kelahiran Kristus dalam kehidupan pribadi. Sebab kelahiran Kristus sendiri ada pribadi yang menerima dan ada yang menolak. Hal yang dilakukan oleh Herodes dan orang di Penginapan,” ujar Pendeta Lenny.
Ketua Klasis juga menegaskan bahwa melalui Firman Tuhan ini, umat diingatkan untuk menyadari kehadiran Yesus yang rela datang dan menjadi manusia.
“Dia lahir untuk mati, dia mati untuk saya dan anda. Sehingga ia mereinkarnasi dirinya menjadi sama dengan manusia. Kita percaya kepada Yesus, Tuhan yang penuh kasih dan mencintai kita dengan cinta yang tidak berkesudahan,” jelas dia.
Ditambahkan, jemaat harus memperingati makna kehadiran Yesus Kristus sebagai momen yang menghadirkan perubahan peristiwa di masa kini yang semakin menantang iman Kristen.
“Kelahiran kita harus berdampak dan bermakna. Tuhan punya maksud untuk setiap kita, maka itu kita harus bermakna bagi orang lain,” tutup Pendeta.
Pendeta Lenny menekankan jemaat harus menyambut kehadiran Yesus sebagai bayi Natal dengan penuh sukacita di dalam hati, bukan dengan bentuk foya-foya.
“Semoga damai natal di hati. Sehingga kita semua dapat berdamai dengan sesama,” pesan dia. (Laura Sobuber)