Kementerian Pariwisata Resmikan Calendar of Event (CoE) Maluku 2018
Pada
Friday, March 16, 2018
Edit
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Menteri Pariwisata meresmikan Calendar of Event (CoE) Maluku 2018 dengan tema “Sensasi Seribu Pulau”, di Balairung Soesilo Soedarman, Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Pemerintah daerah setempat telah menyiapkan 23 event sepanjang 2018, 2 di antaranya masuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) Wonderful Indonesia 2018. Event yang telah disiapkan ini nantinya akan dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Maluku.
“Secara historis, dulu Maluku terkenal dengan rempah-rempahnya yaitu cengkeh dan pala. Dengan banyaknya event ini diharapkan dapat mengembalikan citra Maluku tersebut dan menarik wisatawan untuk terus berkunjung,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua dalam kata sambutannya pada acara Launching Calendar of Event Maluku 2018, di Kementerian Pariwisata, Senin (12/3) malam.
Dia melanjutkan, tema “Maluku Sensasi Seribu Pulau” diangkat untuk menggambarkan kekayaan Maluku, bahwa provinsi dengan 1.434 pulau itu memiliki keberagaman budaya dan adat istiadat yang mempesona. Tak hanya itu, Maluku juga dianugerahi keindahan alam bahari yang sangat menakjubkan.
“CoE Maluku 2018 diharapkan mampu membuka kepercayaan investor sehingga memutus rantai kemiskinan dan pendapatan masyarakat dapat meningkat, serta mendorong kecintaan masyarakat terhadap pariwisata berkelanjutan,” ujarnya menambahkan. Seluruh agenda event Maluku 2018 yang digelar selama satu tahun penuh ini akan melibatkan seluruh potensi masyarakat untuk menggerakkan perekonomian daerah.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan dari 23 event yang akan digelar di Maluku sepanjang 2018 terdapat 2 event yang masuk dalam CoE Wonderful Indonesia 2018. Dua event itu yaitu Festival Teluk Ambon yang berlangsung pada 17-20 Agustus 2018 dan Pesta Rakyat Banda yang berlangsung 7-14 November 2018.
“Dua event tersebut akan didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata, dengan dukungan masing-masing Rp 1 miliar. Sebanyak 60 persen untuk promosi dan 40 persennya untuk penyelenggaraan event itu sendiri,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Arief Yahya juga memberikan apresiasi kepada pemerintah Maluku dalam upayanya meningkatkan kunjungan wisatawan. Usaha tersebut terbukti dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang tergolong pesat, mencapai 20,38 persen, dari 15 ribu jumlah kunjungan wisman pada 2016 melonjak menjadi 18 ribu kunjungan wisman pada 2017.
Dia melanjutkan, 25.000 wisman dan 150 ribu pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) menjadi target bersama, sekaligus mendukung target pariwisata nasional tahun 2018 sebanyak 17 juta jumlah kunjungan wisman dan 270 juta pergerakan wisnus. “Saat ini, kita menetapkan Ambon dan Pulau Banda sebagai destinasi yang paling siap dipasarkan. Karena, didukung 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai.”
Maluku atau Moluccas, lanjut Arief Yahya, sejak lama dikenal dunia internasional sebagai penghasil rempah-rempah dunia. Kini, pesonanya dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari (marine tourism) kelas dunia. Potensi besar tersebut juga didukung oleh 1.434 pulau, di antaranya Pulau Banda yang disiapkan sebagai kawasan khusus pariwisata.
Menpar mengatakan, Pariwisata di Pulau Banda, bisa disiasati dengan konsep Nomadic Tourism, artinya kebutuhan 3A, terutama amenitas dan aksesibilitas dapat dipenuhi untuk sementara, tidak membutuhkan investasi yang menetap. Arief Yahya mencontohkan, akses menuju Pulau Banda dapat dipenuhi melalui sea plane sehingga mudah mendarat di manapun. Begitu juga masalah amenitas dipenuhi dengan hotel terapung maupun penginapan karavan yang dapat berpindah tempat (nomadic tourism).
“Kami siap mendukung itu. Tim Nomadic Tourism sudah terbentuk, yang penting adalah komitmen daerah harus kuat. Gali potensinya,” kata Arief Yahya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Marcella Zalianty yang turut hadir di acara tersebut berpendapat, Maluku adalah salah satu kecantikan Indonesia yang harus dipromosikan baik di dalam maupun di luar negeri. Banyak potensi pariwisata yang dapat diangkat, terutama potensi alamnya.
Dia berharap, dukungan teman-teman artis dapat mengangkat potensi pariwisata daerah melalui film dan promosi di media sosial. “Sejak dulu Saya sudah jatuh cinta dengan Banda Neira, daerah yang tidak hanya punya nilai alam tapi juga historikal yang luar biasa,” ujarnya.
Launching Calendar of Event Maluku 2018 ditandai dengan pemukulan tifa dan diakhiri dengan pertukaran cinderamata dari pemerintah Maluku dan Kementerian Pariwisata.
Pelaksana Tugas Gubernur Maluku Zeth Sahuburua menyerahkan cinderamata kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya berupa miniatur pala yang menandakan Maluku sebagai bumi rempah-rempah. (Kemenpar)