Perempuan Tanimbar Cerdas dan Kreatif
Pada
Friday, March 16, 2018
Edit
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Ditengah perkembangan jaman yang semakin maju, perempuan Tanimbar diharapkan semakin cerdas dan kreatif berhadaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku, Misye Natalia Uwuratuw dengan mengungkapkan bahwa di momen Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Kamis (08/03) lalu harus menjadi penanda perempuan Tanimbar semakin cerdas dan kreatif dan juga mampu mengikuti perkembangan jaman yang selalu berubah-ubah mengikuti ilmu pengetahuan tanpa harus melupakan budaya Timur.
“Karena ilmu pengetahuan dan teknologi ini kan tidak pernah statis, dia dinamis dan berubah-ubah. Contoh tetap mempertahankan jati diri sebagai perempuan tanimbar adalah bagaimana menyapa orang, lalu tetap menjaga harga diri karena duan lolat juga ini perempuan mendapat porsi,” kata Misye kepada Lelemuku.com, pada Kamis (08/03).
Ia mengungkapkan seorang perempuan harus bangga karena melalui perempuan itulah kehidupan ada dan harus mengucap syukur dengan segala kelebihan dan kekurangan karena setiap perempuan itu diciptakan beda dan unik.
“Jangan jemuh untuk membangun Maluku, Indonesia ini dengan apa yang kamu punya karena saya pikir dari perempuanlah kehidupan itu ada dan tetap semangat karena setiap perempuan beda dan unik tetapi dia patut dihargai karena dia juga adalah insan lemah tapi memiiliki kelebihan yang kadang tidak boleh dianggap sebelah mata,” ungkap dia.
Di Kepulauan Tanimbar ada 2 generasi perempuan, generasi pertama adalah generasi mama-mama yang lebih berkonsentrasi pada urusan rumah tangga, bagaimana mereka mengerjakan pekerjaan mereka yaitu bertani untuk menjaga apa yang menjadi hak mereka.
“Pekerjaan mereka pada dasaranya mereka kerja untuk bagaimana mereka bisa menyukseskan anak-anak mereka yang generasi milenial sekarang. Sehingga anak-anak itu ketika selesai SMA bisa keluar, kuliah dan bisa menjadi sarjana sebagi cita-cita rata-rata orang disini dan bukan saja sarjana tapi bisa kerja sebagai tenaga unggulan pada bidang-bidang teknis tertentu,” jelas Misye.
Sedangkan generasi satunya adalah perempuan di bidang karir . Perempuan Tanimbar juga banyak yang sudah mempunyai karir bagus. Contohnya ada 3 perempuan yang menduduki posisi anggota dewan sebagai penyuarakan hak-hak perempuan di pemerintahan. Hal ini menandakan bahwa perempuan Tanimbar sudah tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Mereka cerdas, berkualitas, mampu menyisikan lawan-lawannya di era politik dan bisa menjadi wakil rakyat.
“Perempuan di bidang pemerintahan, vertikal, TNI, Polri juga sudah banyak ini menandakan bahwa perempuan dan laki-laki di era sekarang ini, di jaman now, tidak bisa dilihat dari gender saja, semua mempunyai peran atau bisa membangun Indonesia sesuai apa yang menjadi lakar belakang dia atau profesi dia,” lanjut dia.
Misye juga menekankan bahwa seorang perempuan harus bertanggung jawab dengan kodratnya, sebagai seorang Istri dan Ibu yang harus menciptakan surge dalam keluarga.
“Ketika perempuan itu sudah berumah tangga, ketika kembali ke rumah dia harus mampu melepaskan seluruh jabatan, seluruh latar belakang pekerjaan, bisnis. Dia harus menjadi seorang ibu, menjadi seorang malaikat yang bisa menciptakan surga dalam keluarga. Melayani suami, melayani anak-anak, menciptakan kondisi surga dalam keluarga tanpa perna melupakan jati dirinya. Jangan sampai di jaman sekarang juga kadang kalau perempuan sudah sukses mereka jadi sedikit lupa bahwa tugas dan tanggung jawab ketika berada di keluarga itu penjadi pelayan, Menjadi pelayan berarti menjadi hamba, melayani suami, melayani anak-anak,” tutur dia.
Ia juga membeberkan seorang perempuan itu dituntut multitasking atau mempunya tugas ganda di dalam keluarga, harus bisa menjadi guru, dokter, polisi dan juru masak yang handal yang mampu memjawab kebutuhan anggota keluarga.
“Perempuan dituntut multitasking. Itu yang sering saya bilang bahwa perempuan itu ibu-ibu itu biasa disebut banyak titel, sarjana, contohnya sarjana ekonomi harus mampu mengurus dan mengatasi masalah ekonomi satu bulan agar bisa mengatur keuangan. Menjadi seorang guru yang menanyakan apa pelajaran, bisa menjadi koki atau master chef dari pada sering makan di luar, harus bisa menciptakan menu-menu yang bisa menyatukan kehangatan keluarga. Dan yang masih bujang harus bisa melakukan yang terbaik dalam keluarga dia harus mampu menjadi berkat dalam segala keadaan dan situasi,” beber dia.
Misye berharap perempuan tanimbar selalu maju dalam segala profesi, menjadi berkat dan kebanggaan keluarga.
“Maju terus perempuan Tanimbar, perempuan Indonesia dalam segala profesi atau bidang kerja. Tetap menjadi berkat dan bermanfaat, kelebihan dalam berbagai hal namun selalu menjadi kebanggaan dalam keluarga,” harap dia.
Lewat hari perempuan internasional ini juga misye mengucapkan selamat kepada Presiden Republik Indonesia (RI) yang ke 5, Megawati Soekarnoputri atas gelar kehormatan, Doktor Honoris Causa yang diberikan oleh Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) bertepatan pada Hari Perempuan Internasional, pada Kamis (08/03).
"Ini luar biasa, representasi perempuan Indonesia yang cerdas dan disegani. Saya pikir pemberian gelar ini bukan sembarang pasti dikaji oleh tim-tim yang luar biasa oleh para guru besar. Semoga beliau tetap sukses, tetap tangguh dan mampu menjadi perempuan yang baik dari sisi keluarga maupun dari sisi partai untuk membangun Indonesia. Beliau merupakan salah satu contoh kartini jaman now yang harus kita ikuti dan harus kita contohi untuk kedepan kita bisa menjadi lagi kartini-kartini muda yang luar biasa,” tutup ia.
Hari perempuan internasional dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Hari perempuan internasional pertama kali dirayakan pada tanggal 28 Februari 1909 di New York dan diselenggarakan oleh Partai Sosialis Amerika Serikat.
Demonstrasi pada tanggal 8 Maret 1917 yang dilakukan oleh para perempuan di Petrograd memicu terjadinya Revolusi Rusia. Pada tahun 1977, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai perayaan tahunan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia. (Laura Sobuber)