Presiden Jokowi Belum Rencanakan ke Tanimbar
Pada
Wednesday, September 26, 2018
Edit
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) belum berencana untuk mengunjungi Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku pada Oktober 2018 nanti.
Menurut Juru Bicara Presiden, Johan Budi, pihaknya belum mendapatkan informasi terkait wacana kedatangan Presiden ke Tanimbar yang direncanakan berkaitan dengan pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional ke 1 di Ambon.
“Soal ini, saya belum mendapat informasinya,” ujar Johan kepada Lelemuku.com pada Rabu (25/9).
Dikatakan, pihaknya akan memberikan informasi terbaru jika ada rencana Presiden Jokowi ke Tanimbar. Sebab menurut informasi yang dihimpun, agenda utama dari kunjungan kerja (kunker) Presiden Jokowi ke Maluku akan berkaitan dengan Pesparani pada Sabtu, 27 Oktober 2018, penyerahan sertifikat tanah ke ribuan warga di kelurahan sekitar Kota Ambon dan pemantauan potensi wisata di Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
Sebelumnya Bupati MTB, Petrus Fatlolon menyatakan akan Presiden Jokowi dipastikan akan mengagendakan peresmian Jembatan Wear Arafura yang terletak antara Siwahan - Ritabel, Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut) serta deklarasi perubahan nama Kabupaten MTB ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
"Presiden menyambut baik setiap usulan yang disampaikan dan mengarahkan Menteri Sekretaris Negara yang juga hadir pada pertemuan tersebut agar mengagendakan kunjungannya ke Kabupaten Maluku Tenggara Barat sekaligus melihat langsung perkembangan pembangunan dan permasalahan yang ada di daerah untuk segera ditindaklanjuti," ujar Bupati melalui Kepala Bagian Humas Setda MTB, Blendy Souhoka saat menghadiri pertemuan 30 bupati dengan Presiden Jokowi pada Selasa (31/7) lalu.
Dikatakan, Bupati dalam kesempatan tersebut menyampaikan perkembangan pembangunan di Kabupaten MTB, masalah-masalah hukum di daerah, termasuk persiapan daerah menyambut proyek strategis nasional Blok Masela yang dioperasikan Inpex Masela Ltd.
"Sekaligus juga agenda penyerahan 10.000 sertipikat tanah bagi masyarakat miskin. Salah satu hal penting yang disampaikan juga kepada Presiden Jokowi bahwa masyarakat dan Pemeritah Daerah telah mengusulkan perubahan nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan berharap dalam kunjungannya di MTB nanti dapat mencanangkan perubahan nama kabupaten tersebut," ujar dia.
Pembangunan jembatan yang bernama adat Tita Waralan atau Leta Koraan ini dilaksanakan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon, khususnya di wilayah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 3 Provinsi Maluku.
Menurut Kepala BPJS XVI Ambon Kementerian PUPR Satrio Sugeng jembatan yang sudah hampir rampung ini menghubungkan Pulau Yamdena dan Larat. Dengan panjang 323 m Jembatan Tita Owar Ralan akan menjadi urat nadi transportasi di Kepulauan Tanimbar, terutama antara Kota Larat dan Kota Saumlaki.
Nantinya, jembatan yang terbentang di Selat Werafur ini akan bisa digunakan oleh masyarakat dua pulau dalam hal kegiatan ekonomi dan juga kegiatannya sehari-harinya. Di antaranya pergerakan barang dan jasa dalam bidang hasil pertanian, peternakan dan juga perkebunan, termasuk membuka sarana pariwisata di wilayah Kecamatan Tanut dan Kecamatan Yaru yang selama ini belum terakses lewat jalur darat.
Kontrak pembangunan awal jembatan ini ditandatangi pada bulan Desember tahun 2016 silam oleh PT Nindya Karya dan pada bulan Desember 2017 dilanjukan dengan proses pemasangan balok girder dan pengecoran lantai jembatan hingga ditargetkan selesai pada bulan Oktober 2018 dari target sebelumnya pada awal Mei 2018.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga pernah dijadwalkan berkunjung ke Tanimbar pada November 2017 guna meresmikan pengoperasian Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ukurlaran, namun hal itu tidak terwujud. PPI Ukurlaran adalah bagian dari program Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT). (Albert Batlayeri)
Menurut Juru Bicara Presiden, Johan Budi, pihaknya belum mendapatkan informasi terkait wacana kedatangan Presiden ke Tanimbar yang direncanakan berkaitan dengan pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional ke 1 di Ambon.
“Soal ini, saya belum mendapat informasinya,” ujar Johan kepada Lelemuku.com pada Rabu (25/9).
Dikatakan, pihaknya akan memberikan informasi terbaru jika ada rencana Presiden Jokowi ke Tanimbar. Sebab menurut informasi yang dihimpun, agenda utama dari kunjungan kerja (kunker) Presiden Jokowi ke Maluku akan berkaitan dengan Pesparani pada Sabtu, 27 Oktober 2018, penyerahan sertifikat tanah ke ribuan warga di kelurahan sekitar Kota Ambon dan pemantauan potensi wisata di Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
Sebelumnya Bupati MTB, Petrus Fatlolon menyatakan akan Presiden Jokowi dipastikan akan mengagendakan peresmian Jembatan Wear Arafura yang terletak antara Siwahan - Ritabel, Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut) serta deklarasi perubahan nama Kabupaten MTB ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
"Presiden menyambut baik setiap usulan yang disampaikan dan mengarahkan Menteri Sekretaris Negara yang juga hadir pada pertemuan tersebut agar mengagendakan kunjungannya ke Kabupaten Maluku Tenggara Barat sekaligus melihat langsung perkembangan pembangunan dan permasalahan yang ada di daerah untuk segera ditindaklanjuti," ujar Bupati melalui Kepala Bagian Humas Setda MTB, Blendy Souhoka saat menghadiri pertemuan 30 bupati dengan Presiden Jokowi pada Selasa (31/7) lalu.
Dikatakan, Bupati dalam kesempatan tersebut menyampaikan perkembangan pembangunan di Kabupaten MTB, masalah-masalah hukum di daerah, termasuk persiapan daerah menyambut proyek strategis nasional Blok Masela yang dioperasikan Inpex Masela Ltd.
"Sekaligus juga agenda penyerahan 10.000 sertipikat tanah bagi masyarakat miskin. Salah satu hal penting yang disampaikan juga kepada Presiden Jokowi bahwa masyarakat dan Pemeritah Daerah telah mengusulkan perubahan nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan berharap dalam kunjungannya di MTB nanti dapat mencanangkan perubahan nama kabupaten tersebut," ujar dia.
Pembangunan jembatan yang bernama adat Tita Waralan atau Leta Koraan ini dilaksanakan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon, khususnya di wilayah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 3 Provinsi Maluku.
Menurut Kepala BPJS XVI Ambon Kementerian PUPR Satrio Sugeng jembatan yang sudah hampir rampung ini menghubungkan Pulau Yamdena dan Larat. Dengan panjang 323 m Jembatan Tita Owar Ralan akan menjadi urat nadi transportasi di Kepulauan Tanimbar, terutama antara Kota Larat dan Kota Saumlaki.
Nantinya, jembatan yang terbentang di Selat Werafur ini akan bisa digunakan oleh masyarakat dua pulau dalam hal kegiatan ekonomi dan juga kegiatannya sehari-harinya. Di antaranya pergerakan barang dan jasa dalam bidang hasil pertanian, peternakan dan juga perkebunan, termasuk membuka sarana pariwisata di wilayah Kecamatan Tanut dan Kecamatan Yaru yang selama ini belum terakses lewat jalur darat.
Kontrak pembangunan awal jembatan ini ditandatangi pada bulan Desember tahun 2016 silam oleh PT Nindya Karya dan pada bulan Desember 2017 dilanjukan dengan proses pemasangan balok girder dan pengecoran lantai jembatan hingga ditargetkan selesai pada bulan Oktober 2018 dari target sebelumnya pada awal Mei 2018.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga pernah dijadwalkan berkunjung ke Tanimbar pada November 2017 guna meresmikan pengoperasian Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ukurlaran, namun hal itu tidak terwujud. PPI Ukurlaran adalah bagian dari program Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT). (Albert Batlayeri)