Zeth Sahuburua Ajak Umat Kristen di Maluku Maknai Natal Sejat
Pada
Sunday, December 23, 2018
Edit
AMBON, LELEMUKU.COM - Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua mengajak semua umat Kristen di Maluku agar memaknai Natal yang sejati, yakni sebagai peristiwa kasih yang paling agung. Sebab Allah yang mulia dan agung di Sorga sana, begitu mengasihi semua umat manusia meski manusia seringkali membuat salah dan dosa-dosa.
Hal ini diungkapkan dengan mengutip, Injil Yohanes 3:16 yang berbunyi “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya semua orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”
"Kita seringkali hidup tidak sesuai dengan kehendak dan petunjuk-petunjuk dari Allah. Walaupun begitu, Allah tetap mengasihi kita. Allah tetap sayang kita. Dan semua itu nyata, dan peristiwa Kristus yang diawali dengan Natal atau Kelahiran Yesus Kristus. Pertanyaannya adalah, apakah kita telah menerima Yesus dalam hidup kita? Apakah Yesus benar-benar telah lahir dalam hidup kita selaku pribadi, keluarga bahkan persekutuan orang percaya?” kata Sahuburua saat memberikan sambutan pada perayaan Natal Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku bersama para Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov Maluku yang dipusatkan di Kediaman Wakil Gubernur Maluku di Kawasan Karang Panjang, Sabtu malam (22/12).
Selanjutnya, hal yang menjadi pertanyaan penting yang harus direnungkan bersama saat merayakan Natal, sesuai dengan tema Natal yang dicanangkan oleh Gereja Protestan Maluku (GPM) yakni, “Berilah Tempat Bagi Yesus di Dalam RumahMu” (Lukas 2:1-7).
"Tema ini, merupakan sebuah ajakan, agar kita membuka pintu rumah kita untuk Yesus lahir dan hadir. Kita membuka pintu hati kita untuk Yesus diam di hati kita. Kita tidak boleh menutup pintu hati kepada Yesus Kristus, yang kita yakini sebagai Tuhan dan Juru Selamat dunia ini. Mengapa ajakan ini penting? Sebab orang Kristen saat ini sadar atau tidak sadar sering menutup pintu rumahnya dari Yesus. Orang Kristen saat ini, lebih suka membuka pintu rumahnya bagi hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang tidak dikehendaki oleh Yesus,” ungkap Sahuburua.
Bahkan orang Kristen saat ini, lanjutnya, telah menutup pintu rumahnya dari sesamanya. Menutup pintu hatinya dari tetangga, bahkan keluarga, saudara dan sahabat. Padahal, kedatangan Yesus saat ini bukan lagi dalam wujud bayi mungil.
“Kelahiran dan kedatangan Yesus saat ini adalah pada diri orang-orang miskin dan lemah. Pada orang-orang yang diperlakukan tidak adil, mereka yang sakit dan dipenjara, mereka yang terbuang dan terkucilkan. Yesus, pernah berkata, 'Segala sesuatu yang kami lakukan kepada saudaraku yang paling hina ini, maka kamu telah melakukannya untuk Aku' (Matius 25:40),” ingatnya lagi.
Di lain sisi, Sahuburua juga mengingatkan tentang perayaan Natal tahun ini, dimana dengan berbagai latar belakang pergumulan. Ada berbagai bencana dimana-mana, ada kebencian yang disebarkan melalui media sosial, seperti hoaks, dan lain-lain. Belum lagi berhadapan dengan tantangan-tantangan hidup rumah tangga dan keluarga yang tidak ringan.
“Semua masalah itu, membutuhkan cara pandang dan sikap yang bijaksana. Kita tidak perlu putus asa dan menyerah. Kita harus optimis dan berpengharapan, sebab Natal adalah peristiwa pengharapan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Sahuburua mengatakan, baik juga jika memperhatikan pula tema Natal dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), yakni “Yesus Kristus Hikmat Bagi Dunia” (1 Korintus 1:30a). Dunia ini membutuhkan hikmat, dunia ini membutuhkan kebijaksanaan.
“Kekayaan dan kekuasaan bukan solusi bagi dunia ini. Sebab orang untuk kaya seringkali mengorbankan orang lain. Demikian pula orang untuk berkuasa bisa menghalalkan segala macam cara. Tetapi dengan hikmat dari Yesus, kita bisa membedakan semua itu,” tandas Sahuburua.
Hadir dalam acara Perayaan Natal, diantaranya, PLT Kepala BAPPEDA Provinsi Maluku, Suryadi Sabirin, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, E. Pattiselano, Kepaka Biro Hukum dan HAM, Hendri Far-Far, Kepala Dinas Infokom, Frona Koedoeboen, Rektor Universitas Pattimura, M.J. Sapteno, Kepala Dinas Perhubungan, F.J. Papilaya, Ketua Walubi Maluku, W. Jauwerissa. (Laura Sobuber)
Hal ini diungkapkan dengan mengutip, Injil Yohanes 3:16 yang berbunyi “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya semua orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”
"Kita seringkali hidup tidak sesuai dengan kehendak dan petunjuk-petunjuk dari Allah. Walaupun begitu, Allah tetap mengasihi kita. Allah tetap sayang kita. Dan semua itu nyata, dan peristiwa Kristus yang diawali dengan Natal atau Kelahiran Yesus Kristus. Pertanyaannya adalah, apakah kita telah menerima Yesus dalam hidup kita? Apakah Yesus benar-benar telah lahir dalam hidup kita selaku pribadi, keluarga bahkan persekutuan orang percaya?” kata Sahuburua saat memberikan sambutan pada perayaan Natal Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku bersama para Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov Maluku yang dipusatkan di Kediaman Wakil Gubernur Maluku di Kawasan Karang Panjang, Sabtu malam (22/12).
Selanjutnya, hal yang menjadi pertanyaan penting yang harus direnungkan bersama saat merayakan Natal, sesuai dengan tema Natal yang dicanangkan oleh Gereja Protestan Maluku (GPM) yakni, “Berilah Tempat Bagi Yesus di Dalam RumahMu” (Lukas 2:1-7).
"Tema ini, merupakan sebuah ajakan, agar kita membuka pintu rumah kita untuk Yesus lahir dan hadir. Kita membuka pintu hati kita untuk Yesus diam di hati kita. Kita tidak boleh menutup pintu hati kepada Yesus Kristus, yang kita yakini sebagai Tuhan dan Juru Selamat dunia ini. Mengapa ajakan ini penting? Sebab orang Kristen saat ini sadar atau tidak sadar sering menutup pintu rumahnya dari Yesus. Orang Kristen saat ini, lebih suka membuka pintu rumahnya bagi hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang tidak dikehendaki oleh Yesus,” ungkap Sahuburua.
Bahkan orang Kristen saat ini, lanjutnya, telah menutup pintu rumahnya dari sesamanya. Menutup pintu hatinya dari tetangga, bahkan keluarga, saudara dan sahabat. Padahal, kedatangan Yesus saat ini bukan lagi dalam wujud bayi mungil.
“Kelahiran dan kedatangan Yesus saat ini adalah pada diri orang-orang miskin dan lemah. Pada orang-orang yang diperlakukan tidak adil, mereka yang sakit dan dipenjara, mereka yang terbuang dan terkucilkan. Yesus, pernah berkata, 'Segala sesuatu yang kami lakukan kepada saudaraku yang paling hina ini, maka kamu telah melakukannya untuk Aku' (Matius 25:40),” ingatnya lagi.
Di lain sisi, Sahuburua juga mengingatkan tentang perayaan Natal tahun ini, dimana dengan berbagai latar belakang pergumulan. Ada berbagai bencana dimana-mana, ada kebencian yang disebarkan melalui media sosial, seperti hoaks, dan lain-lain. Belum lagi berhadapan dengan tantangan-tantangan hidup rumah tangga dan keluarga yang tidak ringan.
“Semua masalah itu, membutuhkan cara pandang dan sikap yang bijaksana. Kita tidak perlu putus asa dan menyerah. Kita harus optimis dan berpengharapan, sebab Natal adalah peristiwa pengharapan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Sahuburua mengatakan, baik juga jika memperhatikan pula tema Natal dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), yakni “Yesus Kristus Hikmat Bagi Dunia” (1 Korintus 1:30a). Dunia ini membutuhkan hikmat, dunia ini membutuhkan kebijaksanaan.
“Kekayaan dan kekuasaan bukan solusi bagi dunia ini. Sebab orang untuk kaya seringkali mengorbankan orang lain. Demikian pula orang untuk berkuasa bisa menghalalkan segala macam cara. Tetapi dengan hikmat dari Yesus, kita bisa membedakan semua itu,” tandas Sahuburua.
Hadir dalam acara Perayaan Natal, diantaranya, PLT Kepala BAPPEDA Provinsi Maluku, Suryadi Sabirin, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, E. Pattiselano, Kepaka Biro Hukum dan HAM, Hendri Far-Far, Kepala Dinas Infokom, Frona Koedoeboen, Rektor Universitas Pattimura, M.J. Sapteno, Kepala Dinas Perhubungan, F.J. Papilaya, Ketua Walubi Maluku, W. Jauwerissa. (Laura Sobuber)