FX Mote Imbau Masyarakat Diimbau Tak Buang Sampah Ke Laut
Pada
Monday, January 28, 2019
Edit
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), mengimbau masyarakat agar menyayangi laut dengan tak membuang atau mengotorinya dengan sampah.
Menurut Kepala DKP Provinsi Papua FX Mote, ancaman keberadaan sampah plastik terhadap laut pun tidak hanya berpotensi menyebabkan berbagai bencana alam seperti banjir. Tetapi juga sebagai material perusak pemandangan alam maupun perusak ekosistem laut secara keseluruhan. Apalagi, kehadiran sampah plastik diperkirakan telah mencapai dasar laut.
“Beberapa contoh bahaya plastik ini bisa menyebabkan menurunnya populasi ikan. Hal ini karena banyak ikan yang mati di laut akibat plastik. Plastik yang termakan oleh ikan, tidak akan hancur dan diserap oleh tubuh ikan. Pada saat ikan tersebut mati dan membusuk, plastik yang berada di dalam tubuhnya, justru akan keluar dan kembali ke laut bahkan termakan lagi oleh ikan lainnya. Intinya sampah plastik ini pada akhirnya akan berpengaruh pada siklus rantai makanan di laut. Makanya, bahaya membuang sampah di laut ini sudah waktunya untuk kita minimalisir,” terang ia, di Jayapura, pekan lalu.
Oleh karenanya, ia pihaknya menghimbau masyarakat untuk ikut mulai melaksanakan serta mengkampanyekan gerakan bersih pantai agar warga yang ada memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan.
"Pemda setempat bisa mendorong penyiapan tempat sampah di masing-masing lingkungannya, supaya aktivitas membuang sampah di sembarangan tempat akan bisa ditekan," kata dia.
Diketahui, DKP Papua baru-baru ini menggelar kegiatan bersih-bersih pantai Dok II, Hamadi, Teluk Hombold dan Youtefa. Temuan sampah plastik terbanyak terdapat di Pantai Youtefa, yang diperkirakan berasalah dari pasar central di wilayah itu.
“Tapi kalau kita menyelam di laut, maka akan terlihat cukup banyak tumpukan sampah di Dok II depan kantor gubernur maupun Pelabuhan Jayapura. Kapal pun mau memutar haluan dan seterusnya mengalami kesulitan, karena adanya tumpukan sampah itu. Makanya, sudah saatnya kita semua peduli dan tidak membuang sampah ke laut. Sebab dampaknya akan sangat buruk bagi kita di masa mendatang,” pungkasnya. (DiskominfoPapua)
Menurut Kepala DKP Provinsi Papua FX Mote, ancaman keberadaan sampah plastik terhadap laut pun tidak hanya berpotensi menyebabkan berbagai bencana alam seperti banjir. Tetapi juga sebagai material perusak pemandangan alam maupun perusak ekosistem laut secara keseluruhan. Apalagi, kehadiran sampah plastik diperkirakan telah mencapai dasar laut.
“Beberapa contoh bahaya plastik ini bisa menyebabkan menurunnya populasi ikan. Hal ini karena banyak ikan yang mati di laut akibat plastik. Plastik yang termakan oleh ikan, tidak akan hancur dan diserap oleh tubuh ikan. Pada saat ikan tersebut mati dan membusuk, plastik yang berada di dalam tubuhnya, justru akan keluar dan kembali ke laut bahkan termakan lagi oleh ikan lainnya. Intinya sampah plastik ini pada akhirnya akan berpengaruh pada siklus rantai makanan di laut. Makanya, bahaya membuang sampah di laut ini sudah waktunya untuk kita minimalisir,” terang ia, di Jayapura, pekan lalu.
Oleh karenanya, ia pihaknya menghimbau masyarakat untuk ikut mulai melaksanakan serta mengkampanyekan gerakan bersih pantai agar warga yang ada memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan.
"Pemda setempat bisa mendorong penyiapan tempat sampah di masing-masing lingkungannya, supaya aktivitas membuang sampah di sembarangan tempat akan bisa ditekan," kata dia.
Diketahui, DKP Papua baru-baru ini menggelar kegiatan bersih-bersih pantai Dok II, Hamadi, Teluk Hombold dan Youtefa. Temuan sampah plastik terbanyak terdapat di Pantai Youtefa, yang diperkirakan berasalah dari pasar central di wilayah itu.
“Tapi kalau kita menyelam di laut, maka akan terlihat cukup banyak tumpukan sampah di Dok II depan kantor gubernur maupun Pelabuhan Jayapura. Kapal pun mau memutar haluan dan seterusnya mengalami kesulitan, karena adanya tumpukan sampah itu. Makanya, sudah saatnya kita semua peduli dan tidak membuang sampah ke laut. Sebab dampaknya akan sangat buruk bagi kita di masa mendatang,” pungkasnya. (DiskominfoPapua)