Dody Budi Waluyo Pimpin Sertijab Dody Budi Waluyo Pimpin Bank Indonesia Kediri, Gantikkan Djoko Raharto
Pada
Tuesday, March 19, 2019
Edit
KEDIRI, LELEMUKU.COM - Bank Indonesia senantiasa berkomitmen memperkuat bauran kebijakan untuk memperkokoh ketahanan ekonomi nasional. Selaras dengan itu, sinergi dan kolaborasi menjadi kata kunci guna memperkuat stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di skala nasional maupun di daerah, khususnya di Kediri dan sekitarnya menuju perekonomian yang makmur, adil, dan tumbuh berkelanjutan.
Demikian disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Perwakilan BI Kediri, Jumat (15/03) di Kediri.
Sertijab dilakukan kepada Musni Hardi K.A, sebagai Kepala Perwakilan BI Kediri yang baru menggantikan Djoko Raharto. Musni Hardi diamanahkan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam tugas menjaga kestabilan harga, serta mendorong sumber pertumbuhan ekonomi yang baru untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi di wilayah Kediri.
Hal senada diungkapkan oleh Walikota Kediri, Abdullah Abubakar, yang menyampaikan bahwa Bank Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat telah berjuang bersama-sama mewujudkan kondisi makroekonomi yang positif di kota Kediri. Berkat kerjasama dan koordinasi di daerah yang berlangsung baik dan harmonis, capaian inflasi di kota Kediri rendah dan terkendali.
Hal tersebut membuat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota Kediri meraih gelar terbaik se-Jawa Bali selama dua tahun berturut-turut (2016-2017). Capaian tersebut juga diiringi dengan pertumbuhan ekonomi Kediri yang menggembirakan. Industri tembakau sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi Kediri tercatat tumbuh 5,14% (yoy).
Sedangkan, industri non-tembakau tumbuh mencapai 7,02% (yoy). Tingkat kemiskinan dan pengangguran juga terus dapat ditekan. Angka kemiskinan tahun 2018 turun 0,81% menjadi 7,68%, yang merupakan angka terendah sepanjang periode dan tingkat pengangguran tahun 2018 juga turun 1,05% menjadi 3,63%.
Secara agregat, skala ekonomi di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang meliputi 3 (tiga) Kota dan 10 (sepuluh) Kabupaten memiliki performance yang cukup baik. Capaian yang baik itu tidak terlepas dari kinerja positif lapangan usaha pada sektor utama di daerah yang terdiri dari industri pengolahan diantaranya adalah industri pengolahan hasil tembakau dan industri perkereta apian.
Namun, ketergantungan terhadap sektor utama perlu mendapat perhatian. Bank Indonesia bersama jajaran pemangku kepentingan setempat perlu mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru dari sektor-sektor lainnya misalnya pertanian, kehutanan dan perikanan, serta perdagangan besar dan eceran. Selain itu, perlunya meningkatkan saving rasio, meningkatkan ekspor dan mengurangi ketergantungan impor.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, guna mendukung posisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah sebagai mitra strategis yang dapat menjalankan fungsi strategic advisory dengan baik dalam mendukung tumbuh kembang perekonomian daerah. (BI)
Demikian disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Perwakilan BI Kediri, Jumat (15/03) di Kediri.
Sertijab dilakukan kepada Musni Hardi K.A, sebagai Kepala Perwakilan BI Kediri yang baru menggantikan Djoko Raharto. Musni Hardi diamanahkan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam tugas menjaga kestabilan harga, serta mendorong sumber pertumbuhan ekonomi yang baru untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi di wilayah Kediri.
Hal senada diungkapkan oleh Walikota Kediri, Abdullah Abubakar, yang menyampaikan bahwa Bank Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat telah berjuang bersama-sama mewujudkan kondisi makroekonomi yang positif di kota Kediri. Berkat kerjasama dan koordinasi di daerah yang berlangsung baik dan harmonis, capaian inflasi di kota Kediri rendah dan terkendali.
Hal tersebut membuat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota Kediri meraih gelar terbaik se-Jawa Bali selama dua tahun berturut-turut (2016-2017). Capaian tersebut juga diiringi dengan pertumbuhan ekonomi Kediri yang menggembirakan. Industri tembakau sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi Kediri tercatat tumbuh 5,14% (yoy).
Sedangkan, industri non-tembakau tumbuh mencapai 7,02% (yoy). Tingkat kemiskinan dan pengangguran juga terus dapat ditekan. Angka kemiskinan tahun 2018 turun 0,81% menjadi 7,68%, yang merupakan angka terendah sepanjang periode dan tingkat pengangguran tahun 2018 juga turun 1,05% menjadi 3,63%.
Secara agregat, skala ekonomi di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang meliputi 3 (tiga) Kota dan 10 (sepuluh) Kabupaten memiliki performance yang cukup baik. Capaian yang baik itu tidak terlepas dari kinerja positif lapangan usaha pada sektor utama di daerah yang terdiri dari industri pengolahan diantaranya adalah industri pengolahan hasil tembakau dan industri perkereta apian.
Namun, ketergantungan terhadap sektor utama perlu mendapat perhatian. Bank Indonesia bersama jajaran pemangku kepentingan setempat perlu mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru dari sektor-sektor lainnya misalnya pertanian, kehutanan dan perikanan, serta perdagangan besar dan eceran. Selain itu, perlunya meningkatkan saving rasio, meningkatkan ekspor dan mengurangi ketergantungan impor.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, guna mendukung posisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah sebagai mitra strategis yang dapat menjalankan fungsi strategic advisory dengan baik dalam mendukung tumbuh kembang perekonomian daerah. (BI)