-->

Garuda Indonesia Pastikan Boeing 737 Max 8 Mereka Layak Terbang

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Terkait kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa yang menewaskan 157 penumpang. Maskapai pesawat Garuda Indonesia sebagai pengguna pesawat jenis yang sama yakni Boeing 737-Max 8 memberikan pernyataan.

"Sehubungan dengan insiden kecelakaan penerbangan yang terjadi pada armada Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan maskapai Ethiopian Airlines, bersama ini kami sampaikan bahwa sebagai provider jasa penerbangan yang turut mengoperasikan satu armada Boeing 737 Max 8, Garuda Indonesia secara berkelanjutan terus melaksanakan prosedur inspeksi extra serta pemeriksaan berkala lanjutan terhadap fitur-fitur vital penunjang kelaikan armada seperti ; airspeed , altitude system, Flight control system hingga Stall management system dengan catatan hasil inspeksi No Fault Found (dengan hasil baik)," ujar Vice President Corporate Secretary PT. Garuda Indonesia, M. Ikhsan Rosan dalam rilisnya pada Senin (11/3).

Dikatakan, selain pemeriksaan berkala, demikian juga Trainning Terhadap Pilot yang secara rutin berkala melaksanakan Proficiency Check di Simulator B 737 Max.

"Garuda Indonesia juga terus melaksanakan close review dan berkoordinasi intensif dan memberikan regular report sejak Oktober tahun lalu dengan regulator dalam hal ini Direktorat Jenderal Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dan memberikan saran dalam menyikapi adanya insiden penerbangan yang melibatkan armada Boeing 737 Max 8, khususnya dalam memastikan aspek mitigasi dan kebijakan preventif terhadap tata kelola safety armada Boeing 737 Max 8 tetap terjaga," ujar dia.

Ia menyatakan Garuda Indonesia juga mengerti dan memahami kekhawatiran penumpang sehingga tetap extra ketat dalam memonitor operasi penerbangannya.

Berkaitan dengan Surat Edaran yang dikeluarkan sore ini oleh Kementerian Perhubungan RI cq Direktorat Jenderal Perhubungan Udara perihal Temporary Grounded untuk pelaksanaan Inspeksi atas seluruh B737MAX yang beroperasi di Indonesia, maka Garuda Indonesia melakukan grounded atas pesawat B 737 Max (hanya satu unit) sejak sore ini (11/3) sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional terus berupaya mengedepankan komitmen dan budaya safety dalam seluruh lini operasionalnya. Hal tersebut sejalan dengan value aspek “safety” sebagai “core” operasional perusahaan yang sudah tertanam dalam budaya kerja jajaran karyawan dan lini operasional Garuda Indonesia.

Dalam sebuah pernyataan Minggu (10/3) malam Boeing mengatakan,"Tim teknis Boeing akan melakukan perjalanan ke lokasi kecelakaan untuk memberikan bantuan teknis di bawah arahan Biro Investigasi Kecelakaan Ethiopia dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS."

Boeing 737-MAX 8 adalah jet baru, dikirim ke maskapai itu November lalu, menurut Planespotters, database penerbangan sipil. Pasca kejadian maskapai Ethiopian Airlines mengandangkan armada pesawat Boeing 737-Max 8 miliknya, setelah kecelakaan maut itu. Sementara maskapai pesawat di China dan Kepulauan Cayman juga telah menghentikan sementara operasi pesawat Boeing 737-Max 8 mereka.

Boeing 737-MAX 8 adalah model yang sama dengan pesawat Lion Air yang lepas landas Oktober lalu dari Jakarta dan jatuh di Laut Jawa beberapa menit kemudian, menewaskan 189 orang di dalamnya. Tim penyelidik Komite Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia mengeluarkan laporan awal tentang bencana itu pada bulan November.

Laporan itu didasarkan pada informasi dari perekam data penerbangan, dan mengatakan sistem keselamatan otomatis pesawat berulang kali membuat hidung pesawat menukik tajam meskipun pilot berusaha keras untuk mengendalikannya.

Mereka yakin sistem otomatis yang mencegah pesawat berhenti jika terbang terlalu tinggi pada jet penumpang legendaris versi baru Boeing itu menerima informasi yang salah dari sensor pada badan pesawat.

Pesawat itu mengalami masalah yang sama dalam penerbangan dari Bali ke Jakarta pada malam sebelum kecelakaan fatal tersebut. Para penyelidik mengatakan pesawat itu sudah tidak layak terbang setelah penerbangan dari Bali.(Albert Batlayeri/VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel