Kerusuhan di Perbatasan Gaza-Israel, 3 Orang Tewas dan 207 Terluka
Pada
Saturday, March 30, 2019
Edit
YERUSALEM, LELEMUKU.COM - Sekitar 3 orang dilaporkan menjadi korban jiwa di beberapa lokasi kericuhan yang terjadi di dekat pagar perbatasan antara Israel - Palestina di timur Jalur Gaza pada Sabtu (30/03/2019) siang hingga petang.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, para korban meninggal karena ditembak oleh militer Israel (IDF) yang berada di 3 titik protes diantaranya Rafah, Khan Yunis dan Gaza.
Sekitar 207 orang dilaporkan terluka akibat kerusuhan yang terjadi di sepanjang perbatasan Jalur Gaza ini. Para korban telah dievakuasi ke rumahsakit setempat.
Sementara Pasukan Militer Israel dalam twitternya menyatakan tembakan itu dilakukan setelah mereka memberikan tembakan peringatan agar para pengunjuk rasa di 5 titik protes yang rata-rata adalah generasi mudai itu agar menjauh dari pagar perbatasan.
Sementara itu sekitar 50 orang warga Gaza dilaporkan berhasil melewati pagar batas di dekat Titik Penyeberangan di Karni, wilayah utara Gaza dan Israel Selatan, mereka ditembak dengan gas air mata.
Beberapa orang anak kecil ditangkap oleh militer Israel karena membawa senjata tajam. Mereka kemudian dikembalikan ke titik perbatasan Karni.
Dikatakan, pula 450 dari total 23,000 bahan peledak telah dilemparkan oleh milisi di Gaza ke militer Israel.
Sementara itu beberapa kelompok milisi di Gaza melakukan serangan ke Israel dengan membuat balon dan drone yang membawa materi peledak, yang diterbangkan ke arah Israel.
Militan Va'ad Al-Tharir juga hadir di beberapa titik perbatasan guna memotong kawat perbatasan antara 2 negara itu.
Kelompok Politik Hamas sebelumnya menyatakan, unjuk rasa ini akan berlangsung dengan damai sehingga diperintahkan semua layanan pendidikan di Jalur Gaza dihentikan hari ini. Mereka juga menyatakan transportasi umum bus menuju ke perbatasan dibiayai oleh mereka.
Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar mendatangi titik protes yang ricuh di Khan Yunis dan Gaza.
Juru bicara Hamaz, Khalil Al Khaya menyatakan pihaknya mendukung tekanan yang dilakukan dalam kericuhan ini sehingga perhatian dunia teralih ke masalah ini.
“Kami akan melanjutkan untuk melakukan tekanan pada pendudukan ini dan kami akan selalu mencoba mencari perhatian dari para pelaku pendudukan,“ kata dia kepada PalestinaTimes.(Albert Batlayeri)
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, para korban meninggal karena ditembak oleh militer Israel (IDF) yang berada di 3 titik protes diantaranya Rafah, Khan Yunis dan Gaza.
Sekitar 207 orang dilaporkan terluka akibat kerusuhan yang terjadi di sepanjang perbatasan Jalur Gaza ini. Para korban telah dievakuasi ke rumahsakit setempat.
Sementara Pasukan Militer Israel dalam twitternya menyatakan tembakan itu dilakukan setelah mereka memberikan tembakan peringatan agar para pengunjuk rasa di 5 titik protes yang rata-rata adalah generasi mudai itu agar menjauh dari pagar perbatasan.
Sementara itu sekitar 50 orang warga Gaza dilaporkan berhasil melewati pagar batas di dekat Titik Penyeberangan di Karni, wilayah utara Gaza dan Israel Selatan, mereka ditembak dengan gas air mata.
Beberapa orang anak kecil ditangkap oleh militer Israel karena membawa senjata tajam. Mereka kemudian dikembalikan ke titik perbatasan Karni.
Dikatakan, pula 450 dari total 23,000 bahan peledak telah dilemparkan oleh milisi di Gaza ke militer Israel.
Sementara itu beberapa kelompok milisi di Gaza melakukan serangan ke Israel dengan membuat balon dan drone yang membawa materi peledak, yang diterbangkan ke arah Israel.
Militan Va'ad Al-Tharir juga hadir di beberapa titik perbatasan guna memotong kawat perbatasan antara 2 negara itu.
Kelompok Politik Hamas sebelumnya menyatakan, unjuk rasa ini akan berlangsung dengan damai sehingga diperintahkan semua layanan pendidikan di Jalur Gaza dihentikan hari ini. Mereka juga menyatakan transportasi umum bus menuju ke perbatasan dibiayai oleh mereka.
Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar mendatangi titik protes yang ricuh di Khan Yunis dan Gaza.
Juru bicara Hamaz, Khalil Al Khaya menyatakan pihaknya mendukung tekanan yang dilakukan dalam kericuhan ini sehingga perhatian dunia teralih ke masalah ini.
“Kami akan melanjutkan untuk melakukan tekanan pada pendudukan ini dan kami akan selalu mencoba mencari perhatian dari para pelaku pendudukan,“ kata dia kepada PalestinaTimes.(Albert Batlayeri)