Polisi Tangkap Pelaku Serangan ke 2 Masjid di Christchurch, 27 Orang Tewas
Pada
Friday, March 15, 2019
Edit
WELLINGTON, LELEMUKU.COM - Kepolisian Selandia Baru menyatakan telah mematikan beberapa bahan peledak yang ditemukan pada kendaraan di jalan Deans dan jalan Strickland, Kota Christchurch usai penembakan di dua masjid di kota itu pada Jumat (15/3).
Menurut rilis dari twitter Canterbury Police New Zealand pihaknya sedang mengamankan beberapa bahan peledak pasca penyerangan beberapa pria sesaat sebelum ibadah jumat pada Masjid Al Noor di Hagley Park dan Masjid Linwood yang dihadiri oleh puluhan orang itu.
Polisi menyatakan ada kemungkinan penyerangan ini dilakukan oleh lebih dari empat orang, 3 pria dan 1 wanita yang diduga melakukan penyerangan secara bersamaan. Sekitar 27 orang dilaporkan meninggal dunia akibat terror di dua rumah ibadah tersebut, meski polisi menyatakan baru mendapat laporan 9 orang yang tewas.
"Kami belum bisa pastikan para pelaku lainnya, setelah kami menangkap empat orang pelaku ini," ujar kepala kepolisian Selandia Baru, Mike Bush kepada AP.
Sementara perdana menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyatakan peristiwa ini sebagai masa kelam di negara ini.
"Peristiwa hari Jumat ini adalah hari-hari terkelam di Selandia Baru,” kata dia dalam konferensi pers di Wellington.
Sementara seorang pelaku yang teridentifikasi bernama Brenton Tarrant (28) melakukan penyerangan ini dengan melakukan livestream di akun facebooknya. Ia menggunakan baju loreng dan rompi anti peluru dan mengendarai sebuah mobil.
Mereka juga mempublikasikan manifesto online sebanyak 74 lembar yang mengemukakan alasan mereka melakukan penyerangan di grup diskusi 8chan, twitter dan facebook, termasuk senjata dan magazin yang tertulis nama-nama dari para penembak masjid lainnya.
Pasca penyerangan polisi menangkap Tarrant yang akan melarikan diri. Ia ditangkap setelah kendaraannya ditabrak oleh polisi.
Terkait hal ini, polisi mengimbau warga Selandia Baru agar dapat tinggal dirumah, untuk sementara tidak memasuki masjid di negara tersebut guna menghindari adanya serangan lanjutan. (Albert Batlayeri)