-->

Teror di Stasiun Tram Utrecht, Indonesia Turut Berduka

Teror di Stasiun Tram Utrecht, Indonesia Turut BerdukaJAKARTA, LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri (Kemenlu) RI Retno Marsudi, menyatakan berduka atas serangan teror di stasiun tram di Utrech, Belanda yang menewaskan 3 orang dan melukai 5 orang pada Senin (18/3) pagi.

"Indonesia sekali lagi mengutuk tindak kekerasan ini. Saya yakin pelakunya dapat ditangkap dan dibawa ke pengadilan," kecam Retno dalam tweetnya.

Ia juga mengajak semua pihak untuk menjaga kedamaian melalui kebersamaan didalam perbedaan.

“Mari kita bersatu guna menyebarkan nilai-nilai toleransi, rasa hormat dan kedamaian untuk seluruh umat manusia,” ajak Retno.

Sementara terkait informasi adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban, baik Kemenlu maupun Kedubes Indonesia (KBRI) di Den Haag belum memastikan.

KBRI sendiri mengimbau masyarakat Indonesia di Belanda untuk memantau perkembangan di masing-masing daerah, menghindari kerumunan massa, tidak meninggalkan rumah, mematuhi hukum dan instruksi aparat keamanan serta menghubungi KBRI jika membutuhkan informasi di hotline +31628860509 dan email bidkons@indonesia.nl.

Informasi terakhir yang diterima Lelemuku.com, 3 orang dilaporkan meninggal dunia dan 5 alami luka berat dalam terror mematikan pada stasiun tram 24 Oktoberplein di areal Kanalen Eiland, Kota Utrech, Provinsi Utrecht

Menurut rilis dari Kepolisian Kerajaan Belanda para korban diserang dengan tembakan beruntuk dari seorang warga bernama Gökmen Tanis (37) imigran Turki yang tinggal di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland atau Channel Island.

"Polisi meminta anda untuk mewaspadai  Gökman Tanis, 37 tahun lahir di Turki yang berhubungan dengan insiden pagi ini di 23oktoberplein Utrecht. Jangan dekati pelaku tetapi langsung hubungi polisi," ungkap Polisi Utrecht dalam akun twitter mereka pada siang hari.

Polisi juga telah mengamankan kota tersebut dan berhara agar warga dapat mewaspadai tindakan teror lanjutan, pasca serangan tersebut.

"Kepada warga Utrech agar tinggal di dalam ruangan dan tidak pergi ke Channel Island. Harap laporkan situasi yang mencurigakan kepada polisi melalui 112," tulis polisi Utrech dalam tweet mereka.

Sebelumnya tim anti teror kepolisian Belanda melakukan pengepungan di sebuah apartemen diduga milik Gökman Tanis di  Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland pada Senin (18/3) siang, namun polisi menyatakan kontak senjata di kompleks warga migran Turki dan Maroko tersebut tidak terkait dengan pelaku terror.

Guna mengindari melebarnya terror di negara itu. Kepolisian mengamankan lokasi bandara dan menaikan tingkat pengamanan ke level 5 selama 18 jam di wilayah barat Belanda yakni Utrecht, North Holland, Zeeland dan South Holland serta maksimum di seluruh Belanda.

Helikopter dan mobil patroli mencari pelaku yang masih belum diketahui keberadaannya. Sementara identitas para korban masih dalam penyelidikan.

Selain itu polisi di kerajaan itu mengamankan beberapa titik pusat kota Utrech dan sekitarnya, termasuk di Amsterdam.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyatakan berduka dengan serangan teror ini dan menyatakan akan menindaklanjuti proses pengamanan pasca terror ini.

Ia menilai penyerangan di stasiun tram dekat lapangan 24 Oktober yang melayani trayek Zuilenstein, Nieuwegein dan IJsselstein ini adalah penyerangan fatal di negara tersebut.

Kepala anti-terror Belanda, Pieter-Jaap Aalbersberg pada akun twitternya menyatakan akan menangani situasi krisis ini dengan tuntas dan segera sehingga tidak meluas.

"NCTV sedang memantau situasi di Utrech dan tidak memungkiri ini adalah motif teroris. Tim krisis saat ini sedang berada di lapangan sebab para pelaku akan dicari," tegas dia. (Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel