Veronika Peny Laba ingin Turunkan Angka DBD di Indonesia
Pada
Saturday, March 2, 2019
Edit
PALANGKA RAYA, LELEMUKU.COM – Dokter asal Palangka Raya yang mewakili Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di ajang kecantikan Pemilihan Puteri Indonesia 2019, Veronika Peny Laba ingin menurunkan angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Gadis yang akrab disapa dengan Vero ini mengatakan dirinya gencar melakukan penyuluhan tentang betapa pentingnya kebersihan lingkungan dan mendaur ulang atau mengubur barang bekas untuk pencegahan DBD demi menurunkan angka kejadian DBD di Indonesia, khususnya di Kalteng.
“Vero juga mengajak masyarakat menjadi Kader Juru Pemantau Jentik atau Jumantik di setiap rumah dan memberikan pemahaman tentang apa saja tempat-tempat yang sering terdapat jentik nyamuk,” kata dia saat dikutip Lelemuku.com dari akun Instagram Puteri Indonesia.
Sebagai seorang Dokter, Vero menuturkan hingga tahun 2018 kasus DBD di Kalteng masih tinggi, sehingga dirinya melakukan evaluasi ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Palangka Raya didampingi lurah, Kepala Puskesmas dan TNI Babinsa.
Melalui kunjungan tersebut masyarakat menyampaikan jika mereka sangat menginginkan dilakukannya fogging untuk membasmi nyamuk penyebab DBD. Padahal fogging sendiri merupakan pilihan terakhir dalam pencegahan DBD, yang paling penting adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan Menguras, Menutup dan Mengubur atau Mendaur ulang Plus menghindari gigitan nyamuk (3M Plus).
“Tujuannya supaya angka kejadian DBD Kalteng dapat menurun karena masyarakat telah mengerti cara pencegahan DBD yang paling tepat,” tutur pecinta music klasik dan jazz itu.
Vero dilahirkan dari kedua orang tua yang berbeda suku, sejak dirinya kecil sudah diajarkan untuk memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan budaya. Ia memiliki warna kulit lebih gelap dibandingkan para sahabatnya yang membuat dirinya kerap diejek hitam dan keribo. Setelah itu, Vero sempat sedih dan malu, namun dirinya kemudian bangkit dan menunjukkan bahwa kulit gelap ini juga patut disebut cantik.
Sementara itu Puteri Indonesia 2019 adalah kontes pemilihan Puteri Indonesia yang ke-23 yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2019 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
Puteri Indonesia tahun ini mengusung tema "Colorful West Nusa Tenggara", serangkaian dari kegiatan karantina Puteri Indonesia dilaksanakan di Pulau Lombok dan Sumbawa - Nusa Tenggara Barat.
Melalui akun instagram resminya Puteri Indonesia telah menyampaikan ke 39 Finalis Puteri Indonesia 2019 yang akan memperebutkan gelar Puteri Indonesia 2019 yang dibagi menjadi 6 wilayah Kepulauan yaitu Kepulauan Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur.
Selain Veronika Peny Laba, 38 kandidat lainnya adalah Kenny Suwanda (21) dari Lhokseumawe yang mewakili Provinsi Aceh, Nadia Karina Wijaya (24) dari Denpasar mewakili Bali, Ritassya Wellgreat Waynands (18) dari Pangkal Pinang mewakili Bangka Belitung, Anastasia Praditha Adelina (25) dari Tangerang mewakili Banten, Nabila Permata Putri (23) dari Bengkulu mewakili Bengkulu.
Anja Litani Ariella (23) dari Yogyakarta mewakili DI Yogyakarta, Frederika Alexis Cull (19) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 1, Agatha Aurelia (22) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 2, Diah Ayu Lestari (21) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 3, Nurmalasari Ghassani (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 4, Daniella Grace Krestianto (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 5, Sri Hartini Puspitasari (25) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 6.
Selanjutnya, Artika Fastinal Rustam (23) dari Gorontalo mewakili Gorontalo, Offie Dwi Natalia (25) dari Jambi mewakili Jambi, Jesica Fitriana Martasari (23) dari Bogor mewakili Jawa Barat, Pratiwi Hidayasari (22) dari Kendal mewakili Jawa Tengah, Bella Putri Ekasandra (19) dari Malang mewakili Jawa Timur, Karina Syahna (24) dari Pontianak mewakili Kalimantan Barat, Fatmathalia Ranti (36) dari Banjarmasin mewakili Kalimantan Selatan, Radha Virsa Febiola Darmawan (22) dari Samarinda mewakili Kalimantan Timur.
Adani Ladita Ramadhan (20) dari Tarakan mewakili Kalimantan Utara, Lycie Joanna Jonsen (22) dari Batam mewakili Kepulauan Riau, Erika Dwi Alviana (22) dari Panaragan mewakili Lampung, Stela Natalia Mulia Lumalessil (25) dari Saparua mewakili Maluku, Irena Shafira (19) dari Ternate mewakili Maluku Utara, Sherly Anastesia Meilenia (19) dari Bima mewakili Nusa Tenggara Barat (NTB), Maria Hostiana Napitupulu (23) dari Kupang mewakili Nusa Tenggara Timur (NTT), Elsa Irwanti Elisabeth Kaize (25) dari Biak mewakili Papua, Etha Lanny Julieth Wekan (19) dari Manokwari mewakili Papua Barat (Pabar).
Kemudian, Sabrina Woro Anggraini (23) dari Siak Sri Inderapura mewakili Riau, Iin Mutmainnah (24) dari Mamuju Tengah mewakili Sulawesi Barat (Sulbar), Ratu Fatimah Gani (24) dari Maros mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel), Riski Savina Akbar (24) dari Palu mewakili Sulawesi Tengah (Sulteng), Wa Ode Amelia Nadine (22) dari Muna mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra), Jolene Marie Cholock Rotinsulu (22) dari Manado mewakili Sulawesi Utara (Sulut), Annisa Fitriana (23) dari Bukittinggi mewakili Sumatera Barat (Sumbar), Helvanda Herman (19) dari Pagar Alam mewakili Sumatera Selatan (Sumsel), dan Anoushka Bhuller (23) dari Medan mewakili Sumatera Utara (Sumut). (Laura Sobuber)
Gadis yang akrab disapa dengan Vero ini mengatakan dirinya gencar melakukan penyuluhan tentang betapa pentingnya kebersihan lingkungan dan mendaur ulang atau mengubur barang bekas untuk pencegahan DBD demi menurunkan angka kejadian DBD di Indonesia, khususnya di Kalteng.
“Vero juga mengajak masyarakat menjadi Kader Juru Pemantau Jentik atau Jumantik di setiap rumah dan memberikan pemahaman tentang apa saja tempat-tempat yang sering terdapat jentik nyamuk,” kata dia saat dikutip Lelemuku.com dari akun Instagram Puteri Indonesia.
Sebagai seorang Dokter, Vero menuturkan hingga tahun 2018 kasus DBD di Kalteng masih tinggi, sehingga dirinya melakukan evaluasi ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Palangka Raya didampingi lurah, Kepala Puskesmas dan TNI Babinsa.
Melalui kunjungan tersebut masyarakat menyampaikan jika mereka sangat menginginkan dilakukannya fogging untuk membasmi nyamuk penyebab DBD. Padahal fogging sendiri merupakan pilihan terakhir dalam pencegahan DBD, yang paling penting adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan Menguras, Menutup dan Mengubur atau Mendaur ulang Plus menghindari gigitan nyamuk (3M Plus).
“Tujuannya supaya angka kejadian DBD Kalteng dapat menurun karena masyarakat telah mengerti cara pencegahan DBD yang paling tepat,” tutur pecinta music klasik dan jazz itu.
Vero dilahirkan dari kedua orang tua yang berbeda suku, sejak dirinya kecil sudah diajarkan untuk memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan budaya. Ia memiliki warna kulit lebih gelap dibandingkan para sahabatnya yang membuat dirinya kerap diejek hitam dan keribo. Setelah itu, Vero sempat sedih dan malu, namun dirinya kemudian bangkit dan menunjukkan bahwa kulit gelap ini juga patut disebut cantik.
Sementara itu Puteri Indonesia 2019 adalah kontes pemilihan Puteri Indonesia yang ke-23 yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2019 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
Puteri Indonesia tahun ini mengusung tema "Colorful West Nusa Tenggara", serangkaian dari kegiatan karantina Puteri Indonesia dilaksanakan di Pulau Lombok dan Sumbawa - Nusa Tenggara Barat.
Melalui akun instagram resminya Puteri Indonesia telah menyampaikan ke 39 Finalis Puteri Indonesia 2019 yang akan memperebutkan gelar Puteri Indonesia 2019 yang dibagi menjadi 6 wilayah Kepulauan yaitu Kepulauan Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur.
Selain Veronika Peny Laba, 38 kandidat lainnya adalah Kenny Suwanda (21) dari Lhokseumawe yang mewakili Provinsi Aceh, Nadia Karina Wijaya (24) dari Denpasar mewakili Bali, Ritassya Wellgreat Waynands (18) dari Pangkal Pinang mewakili Bangka Belitung, Anastasia Praditha Adelina (25) dari Tangerang mewakili Banten, Nabila Permata Putri (23) dari Bengkulu mewakili Bengkulu.
Anja Litani Ariella (23) dari Yogyakarta mewakili DI Yogyakarta, Frederika Alexis Cull (19) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 1, Agatha Aurelia (22) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 2, Diah Ayu Lestari (21) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 3, Nurmalasari Ghassani (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 4, Daniella Grace Krestianto (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 5, Sri Hartini Puspitasari (25) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 6.
Selanjutnya, Artika Fastinal Rustam (23) dari Gorontalo mewakili Gorontalo, Offie Dwi Natalia (25) dari Jambi mewakili Jambi, Jesica Fitriana Martasari (23) dari Bogor mewakili Jawa Barat, Pratiwi Hidayasari (22) dari Kendal mewakili Jawa Tengah, Bella Putri Ekasandra (19) dari Malang mewakili Jawa Timur, Karina Syahna (24) dari Pontianak mewakili Kalimantan Barat, Fatmathalia Ranti (36) dari Banjarmasin mewakili Kalimantan Selatan, Radha Virsa Febiola Darmawan (22) dari Samarinda mewakili Kalimantan Timur.
Adani Ladita Ramadhan (20) dari Tarakan mewakili Kalimantan Utara, Lycie Joanna Jonsen (22) dari Batam mewakili Kepulauan Riau, Erika Dwi Alviana (22) dari Panaragan mewakili Lampung, Stela Natalia Mulia Lumalessil (25) dari Saparua mewakili Maluku, Irena Shafira (19) dari Ternate mewakili Maluku Utara, Sherly Anastesia Meilenia (19) dari Bima mewakili Nusa Tenggara Barat (NTB), Maria Hostiana Napitupulu (23) dari Kupang mewakili Nusa Tenggara Timur (NTT), Elsa Irwanti Elisabeth Kaize (25) dari Biak mewakili Papua, Etha Lanny Julieth Wekan (19) dari Manokwari mewakili Papua Barat (Pabar).
Kemudian, Sabrina Woro Anggraini (23) dari Siak Sri Inderapura mewakili Riau, Iin Mutmainnah (24) dari Mamuju Tengah mewakili Sulawesi Barat (Sulbar), Ratu Fatimah Gani (24) dari Maros mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel), Riski Savina Akbar (24) dari Palu mewakili Sulawesi Tengah (Sulteng), Wa Ode Amelia Nadine (22) dari Muna mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra), Jolene Marie Cholock Rotinsulu (22) dari Manado mewakili Sulawesi Utara (Sulut), Annisa Fitriana (23) dari Bukittinggi mewakili Sumatera Barat (Sumbar), Helvanda Herman (19) dari Pagar Alam mewakili Sumatera Selatan (Sumsel), dan Anoushka Bhuller (23) dari Medan mewakili Sumatera Utara (Sumut). (Laura Sobuber)