50 Lebih Diyakini Tewas Akibat Longsor di Pertambangan Giok Hpakant, Myanmar
Pada
Wednesday, April 24, 2019
Edit
NAYPYIDAW, LELEMUKU.COM - Lebih dari 50 orang diyakini tewas akibat lumpur longsor di sebuah pertambangan giok di bagian utara Myanmar.
Tin Soe, seorang legislator yang mewakili kawasan itu, mengatakan hari Selasa (23/4), tiga korban tewas telah ditemukan dan 54 lainnya masih dinyatakan hilang setelah musibah lumpur longsor Senin malam di kawasan Hpakant di negara bagian Kachin.
Ia mengatakan, usaha pencarian korban tewas diperkirakan sulit karena terkubur lumpur.
Lumpur yang membanjiri pertambangan giok itu dipastikan berasal dari danau di dekatnya. Pertambangan giok itu sendiri berada pada kawasan yang lebih rendah, yang permukaannya tidak rata karena banyak lubang galian tambang.
Lumpur longsor itu tidak hanya menenggelamkan para pekerja tambang tapi juga peralatan tambang, seperti buldoser dan traktor milik Thuya Co. dan 9 Dragons Co.
Tin Soe mengatakan, para korban terkubur lumpur hingga setinggi 30 meter. “Tidak ada mesin untuk menyedot lumpur itu, dan diperlukan dana jutaan dolar untuk menemukan jenazah para korban,” katanya.
Kementerian Penerangan Myanmar mengatakan di laman Facebook-nya, operasi penyelamatan telah dilakukan sejak Selasa pagi dengan bantuan organisasi-organisasi sosial. (VOA)
Tin Soe, seorang legislator yang mewakili kawasan itu, mengatakan hari Selasa (23/4), tiga korban tewas telah ditemukan dan 54 lainnya masih dinyatakan hilang setelah musibah lumpur longsor Senin malam di kawasan Hpakant di negara bagian Kachin.
Ia mengatakan, usaha pencarian korban tewas diperkirakan sulit karena terkubur lumpur.
Lumpur yang membanjiri pertambangan giok itu dipastikan berasal dari danau di dekatnya. Pertambangan giok itu sendiri berada pada kawasan yang lebih rendah, yang permukaannya tidak rata karena banyak lubang galian tambang.
Lumpur longsor itu tidak hanya menenggelamkan para pekerja tambang tapi juga peralatan tambang, seperti buldoser dan traktor milik Thuya Co. dan 9 Dragons Co.
Tin Soe mengatakan, para korban terkubur lumpur hingga setinggi 30 meter. “Tidak ada mesin untuk menyedot lumpur itu, dan diperlukan dana jutaan dolar untuk menemukan jenazah para korban,” katanya.
Kementerian Penerangan Myanmar mengatakan di laman Facebook-nya, operasi penyelamatan telah dilakukan sejak Selasa pagi dengan bantuan organisasi-organisasi sosial. (VOA)