Korsel Batalkan Perjanjian Berbagi Data Intelijen Militer dengan Jepang
Pada
Sunday, August 25, 2019
Edit
SEOUL, LELEMUKU.COM - Di tengah meruncingnya perselisihan sengit dengan Jepang, Korea Selatan memutuskan untuk membatalkan perjanjian berbagi data intelijen militer dengan Tokyo. Hal ini membuka perpecahan baru dalam kerjasama keamanan trilateral di antara Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.
Kantor istana presiden Korea Selatan, Gedung Biru, menyatakan hari Kamis (22/8),melanjutkan perjanjian yang ditandatangani untuk saling berbagi informasi militer yang sensitif tidak lagi menjadi kepentingan nasional negara itu. Seoul akan memberitahu Tokyo mengenai keputusannya sebelum tenggat hari Sabtu untuk memperbarui Perjanjian Keamanan Umum mengenai Informasi Militer (GISOMIA), sebut pernyataan itu.
Keputusan untuk keluar dari perjanjian itu memperburuk ketegangan antara Korea Selatan dan Jepang, yang terlibat dalam perselisihan yang berakar pada penggunaan tenaga kerja paksa oleh Jepang pada masa pendudukannya terhadap Korea. Langkah itu juga mengancam akan mengubah lebih jauh kerjasama keamanan mengenai prioritas Amerika seperti Korea Utara dan China.
Dalam mengumumkan keputusannya, Korea Selatan menyebut keputusan Jepang baru-baru ini untuk mengeluarkan Seoul dari daftar mitra dagang terpercayanya. Disebutkan pula bahwa langkah itu diambil Jepang “tanpa memberi alasan jelas” dan telah menyebabkan “perubahan besar” dalam kerjasama keamanan antara kedua negara.
Dampak langsung penarikan keluar dari perjanjian itu tidak jelas, karena perjanjian itu baru ditandatangani pada November 2016.
“Saya berharap tidak ada dampak terhadap kebijakan, tetapi akan ada impan terhadap kerjasama militer dan intelijen,” kata David Maxwell, mantan anggota pasukan khusus Amerika di Angkatan Darat amerika, yang berdinas di Korea Selatan. “Informasi akan dibagi melalui perantara Amerika, kecuali jika Korea Selatan atau Jepang membuat situasi memburuk dengan menambahkan sejumlah peringatan seperti informasi yang mereka berikan tidak dapat dibagi ke pihak ketiga.”
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha mengatakan "keputusan untuk mundur dari GISOMIA merupakan isu terpisah dari aliansi Korea Selatan-Amerika,” sebut kantor berita Korea Selatan Yonhap. Keputusan itu, kata Kang, diambil karena ada “masalah kepercayaan” antara Seoul dan Tokyo, lapor Yonhap.
Tetapi langkah itu tidak dapat dipisahkan dari aliansi Seoul dengan Washington, tegas Maxwell, yang kini bergabung dengan lembaga Foundation for Defense of Democracies yang berbasis di Washington. “Ini merusak keamanan nasional ketiga negara, meskipun Korea Selatan yang paling menderita,” jelasnya.
Militer AS tidak menanggapi langsung permintaan berkomentar dari VOA. (VOA)
Kantor istana presiden Korea Selatan, Gedung Biru, menyatakan hari Kamis (22/8),melanjutkan perjanjian yang ditandatangani untuk saling berbagi informasi militer yang sensitif tidak lagi menjadi kepentingan nasional negara itu. Seoul akan memberitahu Tokyo mengenai keputusannya sebelum tenggat hari Sabtu untuk memperbarui Perjanjian Keamanan Umum mengenai Informasi Militer (GISOMIA), sebut pernyataan itu.
Keputusan untuk keluar dari perjanjian itu memperburuk ketegangan antara Korea Selatan dan Jepang, yang terlibat dalam perselisihan yang berakar pada penggunaan tenaga kerja paksa oleh Jepang pada masa pendudukannya terhadap Korea. Langkah itu juga mengancam akan mengubah lebih jauh kerjasama keamanan mengenai prioritas Amerika seperti Korea Utara dan China.
Dalam mengumumkan keputusannya, Korea Selatan menyebut keputusan Jepang baru-baru ini untuk mengeluarkan Seoul dari daftar mitra dagang terpercayanya. Disebutkan pula bahwa langkah itu diambil Jepang “tanpa memberi alasan jelas” dan telah menyebabkan “perubahan besar” dalam kerjasama keamanan antara kedua negara.
Dampak langsung penarikan keluar dari perjanjian itu tidak jelas, karena perjanjian itu baru ditandatangani pada November 2016.
“Saya berharap tidak ada dampak terhadap kebijakan, tetapi akan ada impan terhadap kerjasama militer dan intelijen,” kata David Maxwell, mantan anggota pasukan khusus Amerika di Angkatan Darat amerika, yang berdinas di Korea Selatan. “Informasi akan dibagi melalui perantara Amerika, kecuali jika Korea Selatan atau Jepang membuat situasi memburuk dengan menambahkan sejumlah peringatan seperti informasi yang mereka berikan tidak dapat dibagi ke pihak ketiga.”
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha mengatakan "keputusan untuk mundur dari GISOMIA merupakan isu terpisah dari aliansi Korea Selatan-Amerika,” sebut kantor berita Korea Selatan Yonhap. Keputusan itu, kata Kang, diambil karena ada “masalah kepercayaan” antara Seoul dan Tokyo, lapor Yonhap.
Tetapi langkah itu tidak dapat dipisahkan dari aliansi Seoul dengan Washington, tegas Maxwell, yang kini bergabung dengan lembaga Foundation for Defense of Democracies yang berbasis di Washington. “Ini merusak keamanan nasional ketiga negara, meskipun Korea Selatan yang paling menderita,” jelasnya.
Militer AS tidak menanggapi langsung permintaan berkomentar dari VOA. (VOA)