9 Gempa per 7 November 2019 di Tanimbar
Pada
Wednesday, November 20, 2019
Edit
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Stasiun Geofisika Saumlaki sebagai perpanjangan tangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku memberikan pantauan aktivitas gempabumi sebanyak 9 kali selama seminggu pada Jumat (01/11/2019) hingga Kamis (07/11/2019) di sekitar wilayah kepulauan tersebut.
Menurut rilis media dari Kepala Stasiun Geofisika Saumlaki, George F. A. Muabuay, S.Si., M.Sc bahwa berdasarkan magnitude terdapat 1 kejadian gempabumi dengan magnitude kecil kurang dari 3,0 SR, 8 kejadian gempabumi dengan magnitude sedang diantara 3,0 hingga 5,0 SR dan 0 kejadian gempabumi dengan magnitude besar sekitar lebih dari 5,0 SR.
Kemudian berdasarkan kedalaman terdapat 5 kejadian gempabumi dengan kedalaman dangkal kurang dari 60 km, 4 kejadian gempabumi dengan kedalaman menengah diantara 60 hingga 300 km dan 0 kejadian gempabumi dengan kedalaman diatas 300 km serta tidak ada kejadian gempabumi yang dirasakan maupun merusak.
Beberapa gempabumi yang terjadi para periode tersebut didominasi oleh gempabumi dengan kedalaman menengah. Pada umumnya gempabumi yang terjadi di sekitar Laut Banda terjadi pada kedalaman menengah hingga dalam yang diduga bersumber dari aktivitas zona subduksi di Selatan Maluku akibat pertemuan Lempeng Samudera Indonesia Australia yang menunjam terhadap Lempeng Benua Eurasia. Sedangkan untuk gempabumi dangkal dan lokal di sekitar Tanimbar diduga disebabkan oleh adanya aktivitas sesar lokal, yaitu Sesar Tanimbar. (Laura Sobuber)
Menurut rilis media dari Kepala Stasiun Geofisika Saumlaki, George F. A. Muabuay, S.Si., M.Sc bahwa berdasarkan magnitude terdapat 1 kejadian gempabumi dengan magnitude kecil kurang dari 3,0 SR, 8 kejadian gempabumi dengan magnitude sedang diantara 3,0 hingga 5,0 SR dan 0 kejadian gempabumi dengan magnitude besar sekitar lebih dari 5,0 SR.
Kemudian berdasarkan kedalaman terdapat 5 kejadian gempabumi dengan kedalaman dangkal kurang dari 60 km, 4 kejadian gempabumi dengan kedalaman menengah diantara 60 hingga 300 km dan 0 kejadian gempabumi dengan kedalaman diatas 300 km serta tidak ada kejadian gempabumi yang dirasakan maupun merusak.
Beberapa gempabumi yang terjadi para periode tersebut didominasi oleh gempabumi dengan kedalaman menengah. Pada umumnya gempabumi yang terjadi di sekitar Laut Banda terjadi pada kedalaman menengah hingga dalam yang diduga bersumber dari aktivitas zona subduksi di Selatan Maluku akibat pertemuan Lempeng Samudera Indonesia Australia yang menunjam terhadap Lempeng Benua Eurasia. Sedangkan untuk gempabumi dangkal dan lokal di sekitar Tanimbar diduga disebabkan oleh adanya aktivitas sesar lokal, yaitu Sesar Tanimbar. (Laura Sobuber)