Ratusan Warga Distrik Tembagapura Dievakuasi ke Timika
TIMIKA, LELEMUKU.COM – Ratusan warga di distrik Tembagapura, Kamis (6/2/2020) di evakuasi ke Timika menggunakan bus karyawan PT Freeport Indonesia karena takut dengan kontak tembak antara pihak TNI Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sejak Senin (2/2/2020) lalu.
Warga yang didominasi oleh wanita dan anak-anak tersebut dievakuasi menggunakan 3 bus karyawan PT Freeport Indonesia ke markas Detasemen Kavaleri 3/SC.
Dandim 1710/Mimika Letkol Inf. Pio L Nainggolan mengatakan, evakuasi ratusan warga dari distrik Tembagapura karena takut sejak terjadi kontak tembak di wilayah perkampungan di distrik Tembagapura sejak hari senin lalu.
“Yah, mereka minta untuk turun karena ketakutan, karena ada KKSB yang dari luar Timika masuk ke Timika,” kata Dandim, Kamis (6/2/2020).
Ia mengakui, kontak tembak antara pihak TNI Polri masih berlanjut hingga hari ini, hanya saja intensitasnya mulai menurun. Namun secara sekeluruhan masih aman.
“Untuk kontak tembak masih ada cuma intensitas sudah menurun jauh, Untuk situasi kondusif, dan proses operasional PT Freeport tetap berjalan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, proses evakuasi berjalan lancar setelah pihak TNI Polri yang bertugas di Tembagapura mengevakuasi sebanyak 258 warga ke Timika, dan akan ada proses evakuasi untuk warga lainnya yang diperkirakan tiba di Timika pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIT.
“Untuk proses evakuasi tidak ada kendala, karena semua sudah diurus dengan rekan-rekan (TNI Polri yang ada diatas (Tembagapura) kemudian disalurkan ke Timika dan kami terima untuk segera kita salurkan ke keluarga mereka,” jelasnya.
Sementara itu Sekertaris kampung Banti II Adrianus Magal mengatakan, Dirinya menilai situasi di wilayah distrik Tembagapura aman saja walaupun terjadi aksi teror penembakan oleh KKB, banyak warga yang masih bertahan seperti Dibanti I, Waa, dan Opitawak.
Hanya saja, karena tidak bisa melaksanakan aktifitas sehari-hari, sehingga kebutuhan pokok semakin menipis.
“Masyarakat itu perlu makan, disana aman saja,” kata Adrianus Magal saat ditemui di Denkav 3/SC, Kamis (6/2/2020).
Ia menjelaskan, warga yang turun hampir semua wanita dan anak-anak karena trauma kejadian penyandraan tahun 2017 silam.
“Ibu-ibu yang turun ini trauma dengan kejadian tahun lalu, apakah itu akan terjadi lagi atau tidak. Akses jalan untuk berobat cukup jauh. Anak-anak yang mau sekolah perlu sekolah juga,” jelasnya.
Hanya saja dirinya berharap agar ada bahan makanan dan obat-obatan yang di berikan kepada masyarakat yang masih bertahan disana.
“Cuma pesan saya bagaimana pemerintah kasih makan mereka yang masih ada diatas atau bagaimana caranya agar masyarakat diperhatikan,”
Sementara Kadistrik Tembagapura Martinus Nuboba mengatakan, ratusan warga dari 3 kampung yakni Banti I, Longsoran dan Opitawak yang dievakuasi karena takut dengan aksi teror penembakan yang terjadi di distrik Tembagapura.
“Situasi di Distrik Tembagapura tidak aman,” kata Martinus saat ditemui di Denkav 3/SC, Kamis (6/2/2020).
Ia menjelaskan, akibat gangguan keamanan membuat masyarakat sulit mendapatkan makanan, yang mana dengan kondisi keamanan mereka tidak bisa berbelanja di kota Tembagapura
“Dengan situasi seperti ini masyarakat tidak bisa mendapat makanan, tidak ada ruang untuk masyarakat membeli makan, sebagian juga ada yang sakit karena lapar, sehingga mereka punya komitmen harus turun ke Timika,” jelasnya.
Selaku Kadistrik berharap agar tidak perlu melakukan gangguan keamanan, tapi mari bersama-sama membangun Mimika melalui pembangunan.
“Harapan kami ke KKB bagaimana supaya kita membangun kabupaten Mimika khusus di 13 kampung di distrik Tembagapura,” harapnya. (Ricky Lodar)