Bersihkan Taman Bunga Bersama, Petrus Fatlolon Ajak Generasi Muda Tanimbar Selalu Giat dan Rajin
Pada
Saturday, May 9, 2020
Edit
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Bupati Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Petrus Fatlolon, SH., MH memotivasi para generasi muda di daerah tersebut selalu rajin dan giat bekerja dan jangan malas-malasan, sebab menurutnya orang malas tidak akan pernah berhasil dalam hidup.
Hal itu ia sampaikan kepada anak-anak kecil yang spontan ikut membantunya saat merapihkan taman bunga sembari berolahraga pagi di Jalan Poros Saumlaki. Dalam percakapannya bersama anak-anak, Fatlolon bertanya apakah mereka sering membantu orangtua dan pekerjaan apa yang mereka lakukan. Kemudian anak-anak itu menjawab bahwa mereka sudah bisa menimba air, cuci piring, menyapu dan mengepel rumah.
“Kalau orang malas tidak akan berhasil, kamu bantu orangtua tidak dirumah. Bantu apa saja? Trus kamu sudah latihan masak kah belum? Siapa yang bisa masak nasi, tetapi nasinya tidak jadi bubur kan,” tanya dia.
Kemudian Fatlolon kembali bertanya, siapa yang sudah bisa memasak nasi. Anak-anak itu pun menjawab mereka bisa, lalu putra Meyano itu kembali melemparkan pertanyaan, bagaimana caranya agar memasak nasi dan tidak menjadi bubur. Setelah itu, salah satu anak pun menjawab bahwa caranya adalah ukuran air dan beras harus sama agar nasi tidak menjadi bubur.
“Jadi ukuran beras setinggi ruas jari begini, maka air juga setinggi itu. Betul ade bilang benar, itu nasinya jadi bagus tetapi kalau air lebih, maka nasi akan jadi bubur, kalau air kurang nasi akan keras. Jadi anak-anak musti bantu orangtua ya, untuk masak , cuci piring itu wajib,” ajaknya.
Menyelesaikan percakapannya bersama anak-anak, Bupati pun kembali mengingatkan mereka untuk rajin belajar dan berdoa, karena untuk menjadi juara di kelas harus menjadi anak pintar dan menjadi anak yang pintar hanya dengan rajin belajar dan berdoa.
“Siapa yang dapat juara satu disekolah, anak-anak tahu tidak, kenapa sampai dia dapat juara? Karena pintar. Kenapa sampai dia pintar? Karena rajin belajar, tidak ada orang pemalas yang pintar, kalau mau pintar harus rajin belajar. Kalau di rumah kamu berdoa dengan orangtua, siapa yang berdoa? Lalu orangtua beri kesempatan kamu berdoa tidak? Anak-anak harus ikut berdoa bersama orangtua ya,” pinta dia.
Sebelumnya Bupati Fatlolon pun pernah membeberkan kisah hidupnya, dimana tantangan hidup yang berat dan keras telah membuat dirinya sebagai pribadi yang hebat dan menjadi berkat bagi sesama.
“Menjadi seorang yang hebat ternyata harus ditempuh lewat tantangan hidup yang luar biasa,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Senin (20/05/2019) lalu.
Bupati Fatlolon mengisahkan perjalanan hidupnya yang diawali pada usia sembilan tahun saat dirinya duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Petrus kecil selalu mendapat tugas rutin dari sang ibu, yaitu sebelum berangkat sekolah dirinya harus berjualan sayur dan bawang.
Menginjak usia 12 tahun ia harus merasakan kepahitan hidup dimana kehilangan sosok ibu yang penyanyang. Setelah lulus SD Petrus remaja diantar sang Ayah untuk bersekolah di Kota Ambon.
Disana ia tinggal dan melakukan segala hal seorang diri hingga bekerja untuk bertahan hidup mulai dari menjadi kondektur angkot, tukang sapu bioskop, tukang pikul air dan meja jualan pedagang serta kenek perahu Poka ke Galala. Puncaknya Fatlolon putus kuliah dan memilih meninggalkan sanak saudara untuk merantau ke Provinsi Papua.
Perjalanannya itu, kini mengantarkannya pada kesuksesan saat ini dimana lewat penjalanan hidup yang berat dengan begitu banyak kisah yang memiluhkan tersebut membuat Fatlolon mampu berdiri untuk membuat perubahan di kampung halaman Tanimbar dengan membawa visi besar, yaitu menjadikan masyarakat Kepulauan Tanimbar yang sehat, cerdas, berwibawa dan mandiri.
“Akhirnya kembali pulang menempah kehidupan yang baru dengan berbagai kesulitan tadi, tidak pernah seorang Petrus itu membayangkan bahwa akhirnya dia membangun sebuah perusahan swasta yang bergerak di bidang migas sebagai kontraktor yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja, terpilih disana sebagai anggota legislatif dan karena campur tangan yang besar dari Tuhan seorang Petrus terpilih sebagai seorang Bupati Tanimbar saat ini,” kisahnya. (Laura Sobuber)
Hal itu ia sampaikan kepada anak-anak kecil yang spontan ikut membantunya saat merapihkan taman bunga sembari berolahraga pagi di Jalan Poros Saumlaki. Dalam percakapannya bersama anak-anak, Fatlolon bertanya apakah mereka sering membantu orangtua dan pekerjaan apa yang mereka lakukan. Kemudian anak-anak itu menjawab bahwa mereka sudah bisa menimba air, cuci piring, menyapu dan mengepel rumah.
“Kalau orang malas tidak akan berhasil, kamu bantu orangtua tidak dirumah. Bantu apa saja? Trus kamu sudah latihan masak kah belum? Siapa yang bisa masak nasi, tetapi nasinya tidak jadi bubur kan,” tanya dia.
Kemudian Fatlolon kembali bertanya, siapa yang sudah bisa memasak nasi. Anak-anak itu pun menjawab mereka bisa, lalu putra Meyano itu kembali melemparkan pertanyaan, bagaimana caranya agar memasak nasi dan tidak menjadi bubur. Setelah itu, salah satu anak pun menjawab bahwa caranya adalah ukuran air dan beras harus sama agar nasi tidak menjadi bubur.
“Jadi ukuran beras setinggi ruas jari begini, maka air juga setinggi itu. Betul ade bilang benar, itu nasinya jadi bagus tetapi kalau air lebih, maka nasi akan jadi bubur, kalau air kurang nasi akan keras. Jadi anak-anak musti bantu orangtua ya, untuk masak , cuci piring itu wajib,” ajaknya.
Menyelesaikan percakapannya bersama anak-anak, Bupati pun kembali mengingatkan mereka untuk rajin belajar dan berdoa, karena untuk menjadi juara di kelas harus menjadi anak pintar dan menjadi anak yang pintar hanya dengan rajin belajar dan berdoa.
“Siapa yang dapat juara satu disekolah, anak-anak tahu tidak, kenapa sampai dia dapat juara? Karena pintar. Kenapa sampai dia pintar? Karena rajin belajar, tidak ada orang pemalas yang pintar, kalau mau pintar harus rajin belajar. Kalau di rumah kamu berdoa dengan orangtua, siapa yang berdoa? Lalu orangtua beri kesempatan kamu berdoa tidak? Anak-anak harus ikut berdoa bersama orangtua ya,” pinta dia.
Sebelumnya Bupati Fatlolon pun pernah membeberkan kisah hidupnya, dimana tantangan hidup yang berat dan keras telah membuat dirinya sebagai pribadi yang hebat dan menjadi berkat bagi sesama.
“Menjadi seorang yang hebat ternyata harus ditempuh lewat tantangan hidup yang luar biasa,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Senin (20/05/2019) lalu.
Bupati Fatlolon mengisahkan perjalanan hidupnya yang diawali pada usia sembilan tahun saat dirinya duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Petrus kecil selalu mendapat tugas rutin dari sang ibu, yaitu sebelum berangkat sekolah dirinya harus berjualan sayur dan bawang.
Menginjak usia 12 tahun ia harus merasakan kepahitan hidup dimana kehilangan sosok ibu yang penyanyang. Setelah lulus SD Petrus remaja diantar sang Ayah untuk bersekolah di Kota Ambon.
Disana ia tinggal dan melakukan segala hal seorang diri hingga bekerja untuk bertahan hidup mulai dari menjadi kondektur angkot, tukang sapu bioskop, tukang pikul air dan meja jualan pedagang serta kenek perahu Poka ke Galala. Puncaknya Fatlolon putus kuliah dan memilih meninggalkan sanak saudara untuk merantau ke Provinsi Papua.
Perjalanannya itu, kini mengantarkannya pada kesuksesan saat ini dimana lewat penjalanan hidup yang berat dengan begitu banyak kisah yang memiluhkan tersebut membuat Fatlolon mampu berdiri untuk membuat perubahan di kampung halaman Tanimbar dengan membawa visi besar, yaitu menjadikan masyarakat Kepulauan Tanimbar yang sehat, cerdas, berwibawa dan mandiri.
“Akhirnya kembali pulang menempah kehidupan yang baru dengan berbagai kesulitan tadi, tidak pernah seorang Petrus itu membayangkan bahwa akhirnya dia membangun sebuah perusahan swasta yang bergerak di bidang migas sebagai kontraktor yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja, terpilih disana sebagai anggota legislatif dan karena campur tangan yang besar dari Tuhan seorang Petrus terpilih sebagai seorang Bupati Tanimbar saat ini,” kisahnya. (Laura Sobuber)