Forum Akademia NTT (FAN) Sumbang Ide Penanganan COVID-19 di Kota Kupang ke Hermanus Man
Pada
Thursday, May 7, 2020
Edit
KUPANG, LELEMUKU.COM - Pandemik Covid 19 yang terus berkembang hingga hari ini melahirkan kepedulian dari banyak pihak, salah satunya dari kalangan akademisi. Rabu (6/5) sejumlah akademisi asal Kota Kupang yang tergabung dalam Forum Akademia NTT (FAN) mendatangi Kantor Wali Kota Kupang untuk berbagai ide dan gagasan tentang bagaimana menangani wabah ini. Mereka diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man di ruang kerjanya.
Dr. Ermi Ndoen, salah satu anggota FAN yang ikut dalam pertemuan tersebut menyampaikan tujuan kedatangan mereka adalah untuk menyumbangkan ide berdasarkan keahlian dan latar belakang pendidikan masing-masing tentang bagaimana menangani pandemik Covid 19 ini.
Doktor di bidang kesehatan masyarakat dan epidemiologi tamatan salah satu Universitas di Australia ini mengakui, sebagai warga Kota Kupang mereka juga ingin berkontribusi membantu Pemerintah Kota Kupang tidak hanya dalam menangani wabah Covid 19 saja tapi juga wabah lain yang juga berbahaya seperti DBD, Malaria dan TBC.
Anggota FAN lainnya, Fima Inabuy, Ph.D, mempresentasikan sejumlah metode yang bisa membantu mempermudah tugas pemerintah dalam penanganan Covid 19 di Kota Kupang. Doktor di bidang biologi molekuler lulusan Amerika ini menjelaskan secara detail metode yang hendak mereka terapkan mulai dari sosialisasi pencegahan, deteksi dini, proses pengambilan swab hingga soal kesediaan laboratorium dan proses isolasi.
Pada kesempatan yang sama Ben Tarigan akademisi di bidang teknik menjelaskan mekanisme mobile swab yang mereka tawarkan. Menurutnya selain mencegah kerumunan karena mobil dan petugas langsung mendatangi masing-masing rumah warga, metode mobile swab ini juga lebih memberi jaminan terhadap keselamatan petugas serta menghemat penggunaan alat perlindungan diri (APD).
Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man menyampaikan Pemkot Kupang menyambut baik segala bentuk dukungan dari semua kalangan masyarakat untuk penanganan Covid 19. Menurutnya dalam upaya penanganan Covid-19 19 Pemkot menerapkan pendekatan ABCG, yang melibatkan semua elemen antara lain; academy (akademia), businessman (pelaku usaha), community (komunitas) dan government (pemerintah).
Kehadiran FAN pada hari ini menurutnya sebagai wujud kontribusi kalangan akademia.Wawali mengakui metode yang diusulkan oleh FAN sangat bagus. Namun sebagai pemerintah tentunya konsep tersebut baru bisa ditindaklanjuti jika bisa diaplikasikan dan cocok dengan regulasi. Khusus untuk penanganan covid 19 menurutnya saat ini pemerintahan di semua daerah sudah menerapkan metode yang telah dipakai secara nasional. Untuk bisa menggunakan metode usulan FAN tersebut tentunya harus melalui pengakuan dari payung hukum yang lebih tinggi, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Pemkot Kupang mengapresiasi FAN yang telah berupaya untuk berkontribusi. Dia berharap kerja sama semacam ini bisa terus dipertahankan, tidak hanya pada upaya penanganan Covid-19 saja.
Turut hadir pada diskusi tersebut beberapa anggota FAN lainnya, antara lain Lodimeda Kini, M.Sc akademia di bidang teknik pengairan dan tata kelola air, Rudi Rohi akademia di bidang ilmu politik dan Leslie Nangkiawa akademia di bidang manajemen bencana. (PKP)
Dr. Ermi Ndoen, salah satu anggota FAN yang ikut dalam pertemuan tersebut menyampaikan tujuan kedatangan mereka adalah untuk menyumbangkan ide berdasarkan keahlian dan latar belakang pendidikan masing-masing tentang bagaimana menangani pandemik Covid 19 ini.
Doktor di bidang kesehatan masyarakat dan epidemiologi tamatan salah satu Universitas di Australia ini mengakui, sebagai warga Kota Kupang mereka juga ingin berkontribusi membantu Pemerintah Kota Kupang tidak hanya dalam menangani wabah Covid 19 saja tapi juga wabah lain yang juga berbahaya seperti DBD, Malaria dan TBC.
Anggota FAN lainnya, Fima Inabuy, Ph.D, mempresentasikan sejumlah metode yang bisa membantu mempermudah tugas pemerintah dalam penanganan Covid 19 di Kota Kupang. Doktor di bidang biologi molekuler lulusan Amerika ini menjelaskan secara detail metode yang hendak mereka terapkan mulai dari sosialisasi pencegahan, deteksi dini, proses pengambilan swab hingga soal kesediaan laboratorium dan proses isolasi.
Pada kesempatan yang sama Ben Tarigan akademisi di bidang teknik menjelaskan mekanisme mobile swab yang mereka tawarkan. Menurutnya selain mencegah kerumunan karena mobil dan petugas langsung mendatangi masing-masing rumah warga, metode mobile swab ini juga lebih memberi jaminan terhadap keselamatan petugas serta menghemat penggunaan alat perlindungan diri (APD).
Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man menyampaikan Pemkot Kupang menyambut baik segala bentuk dukungan dari semua kalangan masyarakat untuk penanganan Covid 19. Menurutnya dalam upaya penanganan Covid-19 19 Pemkot menerapkan pendekatan ABCG, yang melibatkan semua elemen antara lain; academy (akademia), businessman (pelaku usaha), community (komunitas) dan government (pemerintah).
Kehadiran FAN pada hari ini menurutnya sebagai wujud kontribusi kalangan akademia.Wawali mengakui metode yang diusulkan oleh FAN sangat bagus. Namun sebagai pemerintah tentunya konsep tersebut baru bisa ditindaklanjuti jika bisa diaplikasikan dan cocok dengan regulasi. Khusus untuk penanganan covid 19 menurutnya saat ini pemerintahan di semua daerah sudah menerapkan metode yang telah dipakai secara nasional. Untuk bisa menggunakan metode usulan FAN tersebut tentunya harus melalui pengakuan dari payung hukum yang lebih tinggi, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Pemkot Kupang mengapresiasi FAN yang telah berupaya untuk berkontribusi. Dia berharap kerja sama semacam ini bisa terus dipertahankan, tidak hanya pada upaya penanganan Covid-19 saja.
Turut hadir pada diskusi tersebut beberapa anggota FAN lainnya, antara lain Lodimeda Kini, M.Sc akademia di bidang teknik pengairan dan tata kelola air, Rudi Rohi akademia di bidang ilmu politik dan Leslie Nangkiawa akademia di bidang manajemen bencana. (PKP)