Herry Naap Pesan 2 Unit PCR Test Uji Swab Untuk Kabupaten Biak Numfor
Pada
Saturday, May 2, 2020
Edit
BIAK, LELEMUKU.COM - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor terus melakukan berbagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Virus Corona (Covid-19). Tak tanggung-tanggung, suatu gebrakan baru kini diambil pemerintah daerah dengan memilih opsi pengambilan sampel lendir hidung atau tenggorokan (Polymerase Chain Reaction/PCR) yang langsung akan diuji di Biak.
Bahkan 2 unit peralatan buatan Jerman dan Amerika yang akan digunakan mendukung opsi tersebut sudah dipesan. Pemeriksaan dengan PCR test itu dinilai berakurasi tinggi dan diharapkan dapat mengidentifikasi warga yang terpapar virus korona lebih cepat.
Opsi yang diambil Pemerintah Kabupaten Biak Numfor dengan mendatangkan PCR test itu karena ternyata rapid test yang dilakukan selama ini hasilnya tidak semuanya efektif. Oleh karenanya, pemeriksaan dengan cara PCR test menjadi opsi yang dinilai tepat dan dapat membantu dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 di Kabupaten Biak Numfor.
Bupati yang juga adalah Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Biak Numfor Herry Ario Naap, S.Si.,M.Pd menilai metode pengambilan sampel dengan menggunakan rapid test dinilai tidak akurat hasilnya dan kadang membuat masyarakat panik. Bahkan, hasil rapid test yang sudah dilakukan beberapa terakhir membuat banyak spekulasi di masyarakat tentang pasien positif dan tidak positif.
Karena itu, Bupati telah meminta jajarannya melakukan pemasanan terhadap 2 unit alat pemeriksaan specimen swab atau Pockit PCR buatan Amerika Serikat dan Jerman. Diupayakan secepatnya tiba di Biak dalam waktu dekat. Alat tersebut akan digunakan langsung di Biak Numfor dan hasilnya bisa langsung diketahui apakah seseorang positif tertular Virus Corona datau tidak.
“Saya sudah meminta Plt. Kadis Kesehatan dan Direktur RSUD Biak tadi siang supaya langsung memesan alat Pockit PCR System ( alat tes Covid 19) buatan Amerika. Ya, mudah-mudahan alat ini hari Senin pekan depan sudah tiba di Biak,” kata Bupati.
Menurutnya, 1 unit alat tersebut dapat memeriksa kurang lebih 100 spesimen swab setiap hari. Dengan demikian maka setidaknya dengan 2 unit alat PCR tersebut, maka setiap harinya kurang lebih 200 spesimen swab dapat diperiksa untuk memastikan apakah orang tersebut tertular Virus Corona atau tidak.
Langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten Biak Numfor untuk memesan 2 buah alat PCR tersebut dengan dasar bahwa rapid test yang dilakukan kadang kalah hasilnya tidak akurat dan membuat panic warga. Misalnya saja, ketika dirapid test hasilnya positif, namun setelah spesimen swab di kirim untuk diuji di Litbangkes Jayapura maka hasilnya negative dan sebaliknya.
Bupati mencontohkan, bahwa kadang kalau rapid test sudah positif, maka pemahaman yang berkembang di masyarakat bahwa pasien yang positif rapid test itu sudah positif tertular Virus Corona, pada hal rapid test belum bisa dijadikan ukuran apakah orang tersebut positif tertular Virus Corona atau tidak.
“Faktanya sudah seperti specimen yang dikirim ke Litbankes Jayapura, sebagian besar positif di rapid test sementara di uji swab melalui laboratorium hasilnya negative,” tandasnya.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan yang juga adalah Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Biak Numfor Daud N. Duwiri, S.KM.,M.Kes mengatakan, pada dasarnya peralatan 2 unit PCR test itu sudah dipesan dan harganya hampir mencapai Rp. 2 miliar untuk dua unit.
“Tadi siang kami sudah tanya langsung ke Jakarta, memang awalnya akan dipesan tiga unit, namun setelah melihat harga PCR Test buatan Jerman cukup mahal, maka opsi yang diambil dibeli dua unit saja. Satu unit PCR test buatan Jerma dan 1 unit PCR buatan Amerika. Pemesanannya sudah ok dan tinggal proses administrasi saja, intinya akan tiba secepatnya,” kata menambahkan.(HumasBiakNumfor)
Bahkan 2 unit peralatan buatan Jerman dan Amerika yang akan digunakan mendukung opsi tersebut sudah dipesan. Pemeriksaan dengan PCR test itu dinilai berakurasi tinggi dan diharapkan dapat mengidentifikasi warga yang terpapar virus korona lebih cepat.
Opsi yang diambil Pemerintah Kabupaten Biak Numfor dengan mendatangkan PCR test itu karena ternyata rapid test yang dilakukan selama ini hasilnya tidak semuanya efektif. Oleh karenanya, pemeriksaan dengan cara PCR test menjadi opsi yang dinilai tepat dan dapat membantu dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 di Kabupaten Biak Numfor.
Bupati yang juga adalah Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Biak Numfor Herry Ario Naap, S.Si.,M.Pd menilai metode pengambilan sampel dengan menggunakan rapid test dinilai tidak akurat hasilnya dan kadang membuat masyarakat panik. Bahkan, hasil rapid test yang sudah dilakukan beberapa terakhir membuat banyak spekulasi di masyarakat tentang pasien positif dan tidak positif.
Karena itu, Bupati telah meminta jajarannya melakukan pemasanan terhadap 2 unit alat pemeriksaan specimen swab atau Pockit PCR buatan Amerika Serikat dan Jerman. Diupayakan secepatnya tiba di Biak dalam waktu dekat. Alat tersebut akan digunakan langsung di Biak Numfor dan hasilnya bisa langsung diketahui apakah seseorang positif tertular Virus Corona datau tidak.
“Saya sudah meminta Plt. Kadis Kesehatan dan Direktur RSUD Biak tadi siang supaya langsung memesan alat Pockit PCR System ( alat tes Covid 19) buatan Amerika. Ya, mudah-mudahan alat ini hari Senin pekan depan sudah tiba di Biak,” kata Bupati.
Menurutnya, 1 unit alat tersebut dapat memeriksa kurang lebih 100 spesimen swab setiap hari. Dengan demikian maka setidaknya dengan 2 unit alat PCR tersebut, maka setiap harinya kurang lebih 200 spesimen swab dapat diperiksa untuk memastikan apakah orang tersebut tertular Virus Corona atau tidak.
Langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten Biak Numfor untuk memesan 2 buah alat PCR tersebut dengan dasar bahwa rapid test yang dilakukan kadang kalah hasilnya tidak akurat dan membuat panic warga. Misalnya saja, ketika dirapid test hasilnya positif, namun setelah spesimen swab di kirim untuk diuji di Litbangkes Jayapura maka hasilnya negative dan sebaliknya.
Bupati mencontohkan, bahwa kadang kalau rapid test sudah positif, maka pemahaman yang berkembang di masyarakat bahwa pasien yang positif rapid test itu sudah positif tertular Virus Corona, pada hal rapid test belum bisa dijadikan ukuran apakah orang tersebut positif tertular Virus Corona atau tidak.
“Faktanya sudah seperti specimen yang dikirim ke Litbankes Jayapura, sebagian besar positif di rapid test sementara di uji swab melalui laboratorium hasilnya negative,” tandasnya.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan yang juga adalah Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Biak Numfor Daud N. Duwiri, S.KM.,M.Kes mengatakan, pada dasarnya peralatan 2 unit PCR test itu sudah dipesan dan harganya hampir mencapai Rp. 2 miliar untuk dua unit.
“Tadi siang kami sudah tanya langsung ke Jakarta, memang awalnya akan dipesan tiga unit, namun setelah melihat harga PCR Test buatan Jerman cukup mahal, maka opsi yang diambil dibeli dua unit saja. Satu unit PCR test buatan Jerma dan 1 unit PCR buatan Amerika. Pemesanannya sudah ok dan tinggal proses administrasi saja, intinya akan tiba secepatnya,” kata menambahkan.(HumasBiakNumfor)