Dianggarkan 65 M, Pekerjaan Fisik Gedung Isolasi RSUD Biak Tuntas
BIAK, LELEMUKU.COM – Setelah berlangsung dua (2) bulan lebih, pekerjaan fisik bangunan proyek pembangunan gedung isolasi pasien Covid-19 di RSUD Biak rampung. Proyek yang rencananya akan diresmikan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat Letjen TNI Doni Mardono itu dianggarkan tidak kurang dari Rp. 65 miliar.
Dari anggaran sebesar Rp. 65 miliar itu, masing-masing untuk pekerjaan bangunan dan kelengkapan fasilitas lainnya kurang lebih sebesar Rp. 43 miliar, lalu kelengkapan alat kesehatan (alkes) kurang lebih sebesar Rp. 22 miliar.
Pembangunan gedung isolasi Covid-19 yang didesain semi modern itu merupakan hibah dari BPNB, sementara untuk kelengkapan Alkes yang akan mengisi sejumlah ruangan akan dibantu langsung dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Khusus untuk kelengkapan alkes kini masih dalam tahap persiapan di Kementerian Kesehatan.
“Pembangunan gedung secara fisik sudah tuntas, jadi tinggal menunggu alkes dari Kementerian Kesehatan. Ya, pembangunannya cukup cepat, tidak sampai 3 bulan dan ini merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Biak Numfor Zakarias Mailo, ST.,MM ketika ditemui disela-sela pembongkaran sejumlah los jualan di jalan masuk samping RSUD Biak, Sabtu (22/8) siang.
Pekerjaan proyek yang ditangani langsung oleh perusahaan berlabel BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk awalnya ditargetkan tuntas diakhir bulan Juli (hanya dua bulan), namun karena kondisi cuaca yang tidak menentu membuat target itu meleset dan akhinya tuntas setelah 2 bulan lebih dikerjakan.
Keberadaan gedung isolasi tersebut tentunya akan membantu Pemerintah Kabupaten Biak Numfor dalam upaya memberikan pelayanan atau perawatan dengan baik kepada setiap pasien. Tak hanyya pasien Covid, namun suatu saat ketika pandemic Covid sudah berakhir maka bisa difungsikan untuk ruangan pelayanan atau perawatan sejumlah pasien dengan penyakit lainnya.
“Fasilitas ini merupakan bantuan darii BNPB dan diberikan dalam mendukung upaya peningkatan pelayanan dan penanganan Covid-19, namun tentu saja ketika suatu saat pandemic Covid sudah berakhir maka difungsikan untuk perawatan pasien-pasien lain,” ujar Bupati Herry Ario Naap, S.Si.,MPd.
Seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa desain dari gedung isolasi itu dibangun dalam tiga bentuk masing-masing ruang isolasi dengan 10 buah tempat tidur, lalu ruang karantina dengan 40 tempat tidur dan satu bangunan kamar mayat dengan ukuran 5 m x 20 meter.
Pembangunan gedung isolasi yang dihibahkan oleh pemerintah pusat melalui BNPB (Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional) hanya tiga di Indonesia. Ketiga hibah gedung isolasi Covid-19 dan fasilitasnya itu masing-masing adalah di RS UGM Jogjakarta, RSUD Lamongan (Kabupaten Lamongan) dan RSUD Biak di Kabupaten Biak Numfor.
“Jadi perlu saya sampaikan supaya diketahui bersama, bahwa bantuan BNPB ini hanya 3 di Indonesia, salah satunya di RSUD Biak. Saat video conference dengan Pak Letjen Doni Mardono (Kepala BNPB) saya menyampaikan permintaan dan saat itu langsung direspon, dan kami menyurat lalu melengkapi berkas dan diberikan. Terkait dengan kelengkapan Alkesnya, kami kembali menyurat dan membangun komunikasi melalui Kementerian Kesehatan dan BNPB dan kembali akan dibantu,” ujar Bupati Herry Naap.
Terkait dengan persiapan peresmian Gedung Isolasi Covid-19 itu, sejumlah kios-kios yang ada di pinggir jalan di depan gedung tersebut telah dibongkar, Sabtu (22/8). Pembokoran kios-kios itu tidak dilakukan begitu saja, namun dilakukan ganti rugi sesuai dengan perhitungan kondisi kios di lapangan. Pembongkaran itu juga dilakukan sebagai bagian penataan kawasan jalan masuk dan unuk keindahan sekitar RSUD Biak. (HumasBiakNumfor)